PONTIANAK, Suara Muhammadiyah – Bertempat di auditorium Universitas Muhammadiyah Pontianak diadakan kegiatan silahturahim keluarga besar Muhammadiyah yang dihadiri langsung oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof. Dr. H. Haedar Nashir, M.Si, Sabtu, 12 Agustus 2023.
Acara yang diisi dengan pengukuhan seluruh pimpinan daerah se Kalimantan Barat dan pimpinan Aisyiyah periode 2022-2027, seluruh majelis dan lembaga di lingkungan Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah se Kalimantan Barat serta penandatanganan MoU bersama Bank Kalbar.
Dalam sambutannya Ketua Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah Yumiharti, S. Par meminta kepada seluruh pimpinan, kader dan warga ‘Aisyiyah untuk tetap bergerak berkemajuan, memberi kontribusi positif kepada umat. Hal serupa juga disampaikan oleh Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Kalimantan Barat, Dr. H. Pabali Musa, bahwa nilai positif juga harus ditunjukkan oleh semua warga persyarikatan dalam kehidupan sosial.
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof. Dr. H. Haedar Nashir dalam tausiyahnya menyatakan apresiasinya dengan Muhammadiyah Kalbar. Kemeriahan dengan hadirnya 1000 lebih warga persyarikatan adalah bukti bahwa Muhammadiyah di Kalbar telah berkembang. Beliau pun berpesan agar amal usaha dan kualitas terus ditingkatkan.
Prof. Haedar Nashir memaparkan sebagai manusia, tugas utama kita dalam kehidupan adalah tugas bermakna. Tugas tersebut adalah, pertama, Beribadah kepada Allah.Kegiatan apapun yang dilakukan adalah ibadah dan bernilai pahala. Karena ibadah maka tidak boleh asal dilakukan, tetapi harus terus ditingkatkan. Tidak lupa Prof Haedar mengingatkan komitmen kinerja seluruh pimpinan dan lembaga majelis untuk bersama membesarkan dan mengenalkan Muhammadiyah, dengan menjauhi musuh kemajuan bangsa, yakni korupsi.
Kedua, Menjalankan kekhalifahan di muka bumi, dengan tujuan kebahagiaan dunia dan akhirat. Sebagai pendidik (dosen) dan juga cendekiawan Islam, Prof. Haedar menyadari betul bahwa peningkatan keunggulan generasi tidak akan dapat terwujud jika ekonomi masyarakat lemah, serta ukhuwah yang tidak solid. Maka perlu Umat Islam membahu meningkatkan, memperkuat basis keilmuan dan keterampilan.
Ketiga, Peran keumatan dan keuniversalan. Peran keumatan dan keuniversalan dapat kita lakukan dengan ikut memilih saat pemilihan umum, dengan kecerdasan dan kecermatan. Jangan sampai politik yang kita lakukan memecah persyarikatan dan umat.
Diakhir Prof. Haedar mengingatkan kepada kader Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah agar menjadikan risalah Islam Berkemajuan sebagai kerangka berpikir dan bergerak. “Jangan tidak dibaca, tapi dibaca, dipahami dan dijadikan rujukan,” pungkasnya. (Amalia Irfani)