MAGELANG, Suara Muhammadiyah – Program Studi Sastra Inggris, Fakultas Sastra, Budaya, dan Komunikasi (FSBK) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) melaksanakan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) di Kajoran bersama Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Kajoran, Magelang, Senin, 8 Agustus 2023.
Peserta kegiatan berjumlah 50 yang terdiri dari saudara Murtadlo dan Daryoto selaku ketua dan sekretaris PCM serta seluruh Pengurus PCM dan PCNA Kajoran Kabupaten Magelang. Selain itu, turut hadir Bapak dan Ibu guru yang mengajar di lembaga Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) SMP, SD, TK dan PAUD. Kegiatan PkM juga diikuti oleh para Pemuda Muhammadiyah serta aparatur Desa dan Kecamatan.
Adapun dari Program Studi Sastra Inggris, FSBK, UAD, jajaran dosen yang hadir dalam kegiatan adalah Dr. Kasiyarno, M.Hum, Wajiran, Ph. D dan Ajar Pradika Ananta Tur S. S., M. A. selaku Dekan dan Wakil Dekan II. Drs. Maftukhin M. Hum. dan Muhammad Hafiz Kurniawan, S.S., M.A. selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Sastra Inggris.
Turut hadir dalam mendukung kegiatan yaitu Ulaya Ahdiani, M. Hum, dan Hana arida, SS., MA., sebagai wakil dari Pengendali Sistem Mutu Fakultas, Ida Puspita, S.S., M.A.Res., sebagai Staff KKUI – Kantor Kerjasama dan Urusan Internasional Universitas, Resneri Daulay, S.S., M.A., sebagai kepala Humas Fakultas, Dra. Ani Windarti, M.Hum, Ph.D., Erik Tauvani Somae, S.H.I, M.H., Lazuar Azmi Zulferdi, S.S., M.Appl.Ling., Zanuwar Hakim Atmantika, S.Pd., M.A, dan Dr. Wiwiek Afifah, S.Pd., M.Pd.
Kegiatan dibuka secara resmi oleh Bapak Murtadlo selaku Ketua PCM Kajoran dan dilanjutkan dengan penandatanganan MoU dan PKS. Luaran dari kegiatan PkM tersebut adalah MoU, PKS, dan Publikasi kegiatan di media masa. Ketua PCM membuka kegiatan dan memberikan sambutan dengan ramah dan antusias.
Apresiasi dan harapan mendalam disampaikan oleh tokoh Muhammadiyah tersebut setelah Tim dosen Sastra Inggris memaparkan konsep, gambaran, dan target beberapa kegiatan berupa seminar, workshop, dan rencana program pendampingan berkelanjutan yang telah dirancang untuk meningkatkan kualitas pendidikan di bawah AUM dan sumber daya manusia di daerah Kajoran bersama Pemuda Muhammadiyah.
Seminar bertajuk Strategi Pengembangan AUM di Lingkungan PCM Kajoran merupakan kegiatan perdana sebagai pembuka dalam mewujudkan sinergi dua lembaga. Sesi pertama disampaikan oleh Dr. Kasiyarno, M.Hum dan sesi kedua tentang ideologi Muhammadiyah & Dakwah Berkemajuan disampaikan oleh Erik Tauvani Somae, S.H.I, M.H.
Dalam pemaparannya, Dr. Kasiyarno., memberikan beberapa definisi tentang quality assurance, jenis-jesninya, gambaran kemungkinan melaksanakan bencmarking internasional agar memiliki gambaran global bagaimana institusi pendidikan dunia melakukan penguatan kualitasnya.
Lebih detail dosen senior Sastra Inggris dan rektor senior selama dua periode yang telah berakhir pada tahun 2019 tersebut memberikan tips jitu bagaimana menerapkan strategies untuk memperbaiki kualitas sekolah dengan tujuh langkah yaitu dengan cara (1) penguatan kurikulum, (2) manajemen yang berkemajuan, (3) penguatan sumber daya, (4) pendekatan pembelajaran yang tepat, (5) pemanfaatan teknologi dan informasi, (6) penguatan networking, (7) sharing fungsi misalnya perpus, guru, ideas, dan (8) work ethic, commitmen and mindset.
Seminar sesi ke dua bertajuk Ideologi Muhammadiyah & Dakwah Berkemajuan disampaikan oleh Ustaz Erik Tauvani Somae, S.H.I, M.H. Beberapa hal substansial yang ditekankan adalah etos Al-’Ashr, penguatan rumusan ideologi Muhammadiyah, Kepribadian Muhammadiyah, dan Sosial Kemasyarakatan.
Etos Al-’Ashr dibangun dengan dasar amal soleh dan saling menasihati dalam kebenaran dan kesabaran. Penguatan rumusan ideologi Muhammadiyah terdiri dari 6 butir mulai dari Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah, Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah, hingga rumusan lainnya (pasca-seabad) dijelaskan dengan cukup detail.
Sementara itu identitas masyarakat yang moderat (ummatan wasatha), jiwa masyarakat (kuat dan cerdas atau ghairus sufaha’), sistem sosial masyarakat yang egalitarianisme (inna akramakum ‘indallahi atqakum), struktur sosial masyarakat yang majemuk (wa ja’alnakum syu’uban wa qabaila), interaksi sosial masyarakat dengan cara akomodatif (li ta’arafu), kepribadian masyarakat yang unggul (fastabiqul khairat), dan karakteristik masyarakat yang pembelajar (iqra’) merupakan penguat dari wujud ideologi Muhammadiyah yang menjunjung nilai-nilai sosial kemasyarakatan. Semua materi disampaikan dengan menarik dan sesekali diselingi dengan ice-breaking yang membuat para peserta tetap antusias dan aktif selama kegiatan.
Sesi terakhir adalah hearing dan need assessment yang hasilnya ditargetkan akan memberikan kontribusi nyata dalam membantu sekolah-sekolah di bawah AUM agar bisa semakin berkualitas dan maksimal dalam menyelenggarakan pendidikan. Dalam need assessment, sebagian besar peserta menginginkan program pelatihan dan pendampingan bahasa Inggris baik untuk pembelajaran, wisata, dan entrepreneurship.
Sebagian peserta yang berprofesi sebagai guru menginginkan pelatihan tentang bagaimana mengajar bahasa Inggris yang kreatif dan inovatif sesuai dengan kebutuhan para siswa-siswi TK, SD, SMP, dan SMA saat ini. Untuk mendukung citra rapor sekolah, strategi pengajaran bahasa Inggris yang menyenangkan untuk anak usia dini atau English for children sangat diperlukan.
Dalam sesi hearing tersebut, para pemuda Muhammadiyah juga menginginkan untuk mendapat pelatihan dan pendampingan ekstensif agar mereka memiliki kompetensi bahasa Inggris yang bagus agar dapat mengembangkan kreativitas mereka dalam mendukung dan mempromosikan potensi wisata di daerah Magelang. (Wiwiek Afifah).