Kemerdekaan dan Aktualisasi Pancasila
Oleh: Hendra Apriyadi
Kemerdekaan Indonesia adalah hasil dari perjuangan panjang dan gigih rakyat Indonesia melawan penjajahan.
Pada tanggal 17 Agustus 1945, Proklamasi Kemerdekaan Indonesia diumumkan oleh Soekarno dan Hatta, yang menandai berakhirnya masa penjajahan Belanda dan berdirinya negara Republik Indonesia.
Proses kemerdekaan ini melibatkan perjuangan fisik, diplomasi, dan kerja sama antara berbagai kelompok masyarakat yang memiliki tujuan yang sama, yaitu merdeka dan berdaulat.
Muhammadiyah adalah salah satu organisasi Islam yang memberikan kontribusi penting dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Muhammadiyah adalah gerakan Islam moderat yang didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan pada tahun 1912.
Organisasi ini fokus pada pendidikan, sosial, dan kesejahteraan masyarakat, serta memainkan peran penting selama periode persiapan dan perjuangan kemerdekaan Indonesia
Aktualisasi Pancasila berarti menerapkan nilai-nilai dan prinsip-prinsip Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam tindakan pribadi maupun dalam kebijakan pemerintahan.
Hal ini melibatkan pengembangan budaya demokrasi, penghormatan terhadap hak asasi manusia, kerjasama antaragama dan etnis, serta upaya menuju kesetaraan sosial dan ekonomi
KI Hadi Kusuma Pengurus Besar Muhammadiyah yang terlibat dalam kemerdekaan Indonesia, peran dan kontribusinya mungkin lebih dikenal di dalam literatur atau sumber yang spesifik tentang sejarah Indonesia.
Dalam kaitannya dengan Muhammadiyah, yang merupakan organisasi Islam di Indonesia, konsep Darul Ahdi Wasahadah mencerminkan nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh organisasi ini.
Muhammadiyah dikenal sebagai organisasi yang mendorong pembentukan masyarakat yang adil, amanah, dan memegang teguh norma-norma moral dalam setiap aspek kehidupan.
Sebagai salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia, Muhammadiyah telah berkontribusi dalam pengembangan pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan sosial.
Peran kasman Singodimejo berperan penting dalam kemerdekaan Negara ini , Kasman yang didorong oleh para proklamator pun berupaya membujuk Ki Bagus Hadikusumo sebagai tokoh kunci Piagam Jakarta agar umat Islam mau untuk mengalah lagi kesekian kalinya.
Mengaktualisasi Pancasila sebagai rujukan sosial kapital merupakan suatu upaya untuk membangun kesatuan, solidaritas, dan kebersamaan dalam masyarakat berdasarkan nilai-nilai Pancasila. Sosial kapital merujuk pada jaringan hubungan sosial, norma, dan nilai-nilai yang memungkinkan kerja sama dan interaksi positif antara individu dan kelompok dalam masyarakat.
Membangun sosial kapital memerlukan partisipasi aktif masyarakat dalam berbagai kegiatan sosial, budaya, dan kemanusiaan. Ini bisa meliputi kerja bakti, kegiatan gotong royong, atau pengembangan program komunitas.
Membantu masyarakat dalam meningkatkan kualitas hidupnya melalui program pemberdayaan ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur akan memberikan manfaat positif dalam membangun sosial kapital.
Membangun saling percaya (trust) dalam masyarakat merupakan langkah penting dalam mengaktualisasi sosial kapital dan menjaga stabilitas serta harmoni.
Konsistensi dalam tindakan dan transparansi dalam komunikasi dapat membantu membangun rasa percaya. Orang cenderung merasa lebih percaya kepada individu atau lembaga yang bersikap jujur dan konsisten.
Membangun saling percaya adalah usaha yang memerlukan waktu dan dedikasi. Ini melibatkan tanggung jawab bersama dari semua anggota masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang penuh hormat, jujur, dan inklusif.
Dengan saling percaya yang kuat, masyarakat dapat lebih baik berkolaborasi dan mengatasi berbagai tantangan bersama-sama.
Keragaman sosial kapital merujuk pada variasi dalam jaringan hubungan sosial, norma, dan nilai-nilai dalam masyarakat. Ini mencakup beragam kelompok, komunitas, dan individu dengan latar belakang, identitas, pandangan, dan pengalaman yang berbeda-beda. Keragaman sosial kapital adalah hal penting dalam membangun masyarakat yang inklusif, kuat, dan harmonis.
Beragam pandangan dan pengalaman membuka jalan bagi inovasi dan kreativitas dalam mengatasi masalah dan mencari peluang baru. Dengan memadukan kekuatan dari berbagai kelompok, masyarakat dapat memiliki pengaruh yang lebih besar dalam kebijakan dan tindakan sosial.
Keragaman sosial kapital juga dapat menghadirkan tantangan, seperti konflik atau kesulitan dalam mengelola perbedaan. Oleh karena itu, penting untuk membangun lingkungan yang mendukung inklusivitas, penghargaan terhadap perbedaan, dan komunikasi yang terbuka. Dengan menghargai dan memanfaatkan keragaman sosial kapital, masyarakat dapat berkembang menjadi tempat di mana setiap individu merasa diakui dan dapat memberikan kontribusi uniknya.
Hasil menyimak mengikuti pengajian Kornas Fokal IMM dengan tema Kemerdekaan dan Aktualisasi Pancasila menghadirkan Dr Desvian Badarsyah, M.Pd (Ketua Korwil Fokal IMM DKI jakrta) dan A Malik Musa , S.H.M.Hum ( Ketua Korwil Fokal IMM Aceh) dan Prof.Dr.Mamun Murod AL Barbasy, M.Si selaku ketua Kornas Fokal IMM.
Hendra Apriyadi, Mahasiswa Program Doktor S3 Pendidikan Bahasa Indonesia UHAMKA