Mbah Nini dikira Wartawan

Mbah Nini dikira Wartawan

Digitalisasi Dakwah

Mbah Nini dikira Wartawan

Oleh: Rumini Zulfikar

Alkisah, di suatu hari tepatnya hari Ahad, seperti biasanya Mbah Nini melakukan aktivitas sehari-hari karena saat itu Mbah Nini jadwal masuk kerja (piket). Pada pagi hari tersebut, Mbah Nini mendapatkan keluhan dari Mbah Nini Putri yang mengabarkan bahwa HP-nya rusak.

Mbah Nini Putri: “Bi, HP-ku rusak, bagaimana ini? Karena kalau rusak, yang memesan obat dan menghubungi aku jadi repot.”
Mbah Nini Kakung: “Ya beli baru saja!”
Mbah Nini Kakung: “Ini ada uang untuk beli HP-nya, Buk.”
Mbah Nini Putri: “Oh, terima kasih ya, Bi.”

Setelah itu, sekitar pukul 06:30, Mbah Nini Kakung ngobrol dengan tetangganya, Pak Sabar, Nur, dan Pak Is. Dari obrolan yang ringan sambil ditemani kopi, terasa gayeng (akrab) bersama mereka. Mereka membahas hakikat kehidupan yang tidak lepas dari masalah dan bagaimana menggapai kebahagiaan hidup dengan mencari hatinya Al-Qur’an.

Setelah selesai pukul 07:20, Mbah Nini Kakung pulang dan ditanya oleh Mbah Nini Putri, “Dari mana, Pak? Tak cari tidak ketemu di mana-mana. Saya mau berangkat piknik.”
Mbah Nini Kakung: “Ya dari mencari ilmu dan ngobrol pagi, Bu!”

Setelah Mbah Nini Putri berangkat, Mbah Nini Kakung bersiap untuk berangkat kerja. Tepat pukul 08:20, Mbah Nini Kakung berangkat. Sampai di tempat kerja, seperti biasa ia melakukan aktivitas. Tiba-tiba, Android-nya Mbah Nini Kakung berbunyi, ada panggilan dari Kawan Syam.

Kawan Syam: “Assalamu’alaikum Syaikh, bagaimana besok hari Jumat tukeran masuk shift kerja bisa tidak? Soalnya rencananya ada pengajian Tarjih besok dihadiri Kyai Cepu, Syaikh.”
Mbah Nini Kakung: “Tidak bisa hadir, Mas, soalnya kondisi.”
Kawan Syam: “Ya sudah.”

Lantas Mbah Nini mencari nomor HP-nya Kyai Cepu yang mana Kyai Cepu satu grup WA dengan Mbah Nini Kakung. Setelah ketemu nomor kontaknya, Mbah Nini Kakung mengirim pesan lewat WA.

Mbah Nini Kakung: “Assalamu’alaikum, Pak Yai. Apa benar besok Jumat, 28 Juni 2024, ada agenda di Klaten tepatnya di Pedan untuk pengajian Tarjih? Dari Rumini Zulfikar, Anggota Majelis MPI & HAM PCM Pedan.”

Itu bunyi pesan WA dari Mbah Nini Kakung untuk H. Kusen, MA, Ph.D. (Kyai Cepu). Jeda beberapa jam kemudian, Kyai Cepu menelepon. Saat itu Mbah Nini Kakung dan Mbah Nini Putri baru menyantap mie ayam di warung. Tiba-tiba ada telepon masuk di Android-nya Mbah Nini Kakung.

Kyai Cepu: “Assalamu’alaikum, Pak Zulfikar. Ada yang bisa dibantu, Pak?”
Mbah Nini Kakung: “Begini, Pak. Besok hari Jumat itu kan kegiatan pengajian Tarjih di Pedan, dan kami di sini sebagai Anggota Majelis MPI & HAM PCM Pedan. Lha, dari itulah mungkin nanti kegiatan tersebut bisa dipublikasikan, Pak.”

Kyai Cepu: “Apa Pak Zulfikar ‘Wartawan’, ya?”

Mbah Nini: “Menjawab, bukan wartawan, Pak, tapi saya senang dunia menulis dan senang mengabarkan kegiatan persyarikatan, Pak. Baik itu nanti dipublikasikan media online, Pak.”

Kyai Cepu: “Oh begitu, ya. Ini baru saya membuat makalahnya dulu, Pak Zul.”

Mbah Zul: “Oh, terima kasih, Pak. Siap, Pak.”

Kyai Cepu: “Oh ya, begitu dulu. Besok ketemu di acara, ya.”

Mbah Nini: “Mohon maaf, Pak. Besok saya bersamaan kerja mungkin. Malam Jumat atau malam Sabtunya, Pak.”

Kyai Cepu: “Ya nanti kabar-kabar, Pak.”

Exit mobile version