MALUKU TENGAH, Suara Muhammadiyah — Gempa masih terus terjadi di Maluku sejak gempa pertama dan cukup besar (6,8 SR) melanda tanggal 26 September 2019 lalu. Hingga berita ini ditulis, sudah lebih dari 1469 kali gempa susulan terjadi. Menyikapi situasi tersebut, MDMC PP Muhammadiyah menerjunkan tim asistensi untuk membantu pelaksanaan respon gempa oleh MDMC Maluku sejak tanggal 26 September 2019, sesaat terjadinya gempa.
Personel tim asistensi pertama yang diterjunkan, yaitu Donny H Mutiasa dari MDMC Jawa Tengah yang sudah bertugas dari tanggal 28 September – 5 Oktober 2019, sedangkan tim kedua terdiri dari 2 orang yaitu Sapari dari MDMC Jawa Tengah dan Diaz Kayun Sutrisno dari MDMC Jawa Barat dengan masa tugas 7-18 Oktober 2019.
Tugas tim asistensi ini adalah membantu MDMC Maluku menjalankan respon gempa, memastikan layanan pos koordinasi dan pos layanan yang didirikan berjalan sebagaimana mestinya, penghimpunan dan pengolahan data, berkoordinasi dengan instansi terkait seperti pemda, BPBD, dinas kesehatan dan dinas sosial, pemetaan wilayah terdampak dan penyusunan rencana operasi MDMC dari hari ke hari di lokasi terdampak.
Tim Asistensi MDMC Maluku sudah menetapkan tiga pos untuk melaksanakan respon gempa ini yaitu Pos Koordinasi (Poskor) di Ponpes Al Anshor, Liang, Salahutu, Maluku Tengah. Kemudian Pos Pelayanan (Posyan) Ujung Batu di kawasan Walare, Negeri Wai, Salahutu, Maluku Tengah dan Posyan Kelapa Dua di SMA Muhammadiyah Kelapa Dua, Desa Kairatu, Kecamatan Kairatu, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB). Saat ini tim kedua yang diterjunkan masih melaksanakan tugas dan berada di Poskor Ponpes Al Anshor, Liang, Salahutu.
Anggota tim asistensi pertama Donny H Mutiasa banyak melaksanakan pendampingan dan koordinasi dengan tim MDMC Maluku untuk memastikan layanan dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan MDMC, kemudian melakukan kunjungan ke Seram Bagian Barat di Posyan Kelapa Dua. Berkoordinasi dengan semua unsur Persyarikatan Muhammadiyah Maluku untuk membuat komitmen pelaksanaan program One Muhammadiyah One Response (OMOR) yang menjadi prosedur operasi standar di Muhammadiyah dalam melaksanakan respon bencana.
Sedangkan sampai saat ini tim asistensi kedua membantu MDMC Maluku melaksanakan beberapa kegiatan respon dan layanan. Untuk layanan melanjutkan yang sudah berjalan sejak awal gempa terjadi yaitu layanan pemeriksaan kesehatan bagi warga penyintas di sekitar posyan, psikososial, pemberian logistik kebutuhan warga.
Kegiatan tambahan dari yang sudah dilaksanakan sejak awal respon gempa adalah pelaksanaan promosi Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) bagi anak-anak warga penyintas di sekitar posyan Ujung Batu tepatnya di halaman Masjid Walare, Ujung Batu yang berada di belakang posyan. Di sekitar posyan ini jumlah rumah yang alami rusak berat dan roboh total jumlahnya cukup banyak sekitar 100 unit. Kegiatan ini dilaksanakan oleh tim kesehatan MDMC yang terdiri dari unsur Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) serta non IMM yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Kesehatan Maluku (PMKM).
Pelaksanaan promosi PHBS ini dilatar belakangi oleh kondisi masih minimnya kesadaran warga terlebih saat mengungsi untuk menerapkan pola hidup sehat dan menjaga kebersihan lingkungan. Anak-anak dipilih karena belum punya pengetahuan yang cukup dan rentan terpapar berbagai macam penyakit akibat perilaku dan kondisi tidak sehat.
Promosi PHBS ini diikuti oleh 59 anak dengan rentang usia 1,5 sampai dengan 12 tahun dan berasal dari sekitar posyan. Anak-anak mendapat sosialisasi, bimbingan untuk mencuci tangan dengan baik dan benar menggunakan sabun kesehatan, bukan hanya teori namun juga disertai praktek satu persatu. Setelah bimbingan dan praktek, anak-anak mendapatkan satu paket hygiene kit yang terdiri dari sikat gigi, pasta gigi, shampo sachet, dan sabun mandi.
Kunjungi Pulau Haruku
Hari Kamis (10/10/2019) anggota tim asistensi kedua yaitu Sapari beserta dua orang anggota MDMC Maluku Muhammad Tahir Rumonin dan Untung Fikri Rumau mengunjungi Pulau Haruku tepatnya ke TK Aisyiyah Bustanul Athfal (ABA) Negeri Kailolo.
Pulau Haruku terletak di sebelah timur Kota Ambon dan untuk ke sana menggunakan moda transportasi kapal jetspeed ukuran kecil yang muat maksimal 7 orang. Sedangkan TK ABA ini adalah satu-satunya Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) yang dilaksanakan Aisyiyah di Pulau Haruku dengan jumlah guru dan tenaga kependidikan 7 orang dan 37 siswa yang berasal dari kawasan Negeri Kailolo.
Tujuan kunjungan ini adalah untuk menyampaikan bantuan logistik dan laksanakan assesment atau penilaian terhadap kondisi terkini di TK ABA Kailolo beserta para guru, siswa serta orang tua wali murid mereka. Bantuan logistik yang disampaikan antara lain tikar, lilin, beras, mie instan dan air mineral dan diterima oleh.
Sementara untuk assesment menyasar kondisi bangunan TK ABA Kailolo, kondisi pembelajaran, para guru, siswa dan orang tua/wali siswa. Berdasarkan temuan di lapangan saat assesment didapati fakta bahwa seluruh guru, siswa dan orang tua/wali siswa mengungsi ke kawasan perbukitan di belakang pemukiman warga Negeri Kailolo.
Mereka mengalami trauma berkepanjangan karena gempa terus menerus terjadi, bahkan saat kunjungan tersebut terjadi gempa sebanyak 4 kali, satu diantaranya dengan kekuatan 5,2 SR dan membuat warga cukup panik.
Selain itu sebagian siswa TK ABA Kailolo mulai terjangkit penyakit seperti cacar namun bukan. Sakit ditandai dengan bengkak, melepuh dan berairnya kulit di beberapa bagian tubuh mereka.
Warga penyintas di Pulau Haruku ini juga mengeluhkan bahan makanan yang mereka konsumsi dominan pada beras dan mie instan. Ini tentu tidak baik bagi kondisi pencernaan warga terutama anak-anak karena tidak ada keseimbangan gizi. Kunjungan diakhiri dengan melihat dari dekat kondisi para siswa dan orang tua/wali di lokasi pengungsian di sekitar sekolah darurat mereka. (Sapari)