• Tentang SM
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Media Siber
  • Term & Condition
  • Privacy Policy
  • Hubungi Kami
Minggu, Juni 22, 2025
Suara Muhammadiyah
No Result
View All Result
  • Login
  • Home
  • Berita
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora
  • Home
  • Berita
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora
No Result
View All Result
suaramuhammadiyah
No Result
View All Result

Cendikiawan Muslim: Abdullah Bin Mas’ud (2)

Suara Muhammadiyah by Suara Muhammadiyah
28 Februari, 2020
in Dunia Islam
Reading Time: 2 mins read
A A
0
Share

Saat itu mereka belum mengetahui kalau Ibnu Mas’ud telah memeluk Islam, jadi mereka membiarkannya saja untuk beberapa saat lamanya. Salah satu dari orang Quraisy itu tiba-tiba berkata, “Sungguh, yang dibacanya itu adalah apa yang dibaca oleh Muhammad.”

Merekapun bangkit menghampiri, dan memukulinya hingga babak belur. Namun selama dipukuli, ia tidak segera menghentikan bacaannya sebatas ia masih mampu melantunkannya. Ketika mereka berhenti memukulinya, ia segera kembali ke tempat Nabi Muhammad SAW. dan para sahabat berkumpul. Melihat keadaan tubuhnya yang tidak karuan akibat pukulan-pukulan tersebut, salah seorang sahabat berkata, “Inilah yang kami khawatirkan akan terjadi pada dirimu.”

Baca Juga

Islamofobia dan Tragedi Srebrenitsa 1995

Latifa Ibn Ziaten dan Moderasi Islam

Tetapi dengan tegar Ibnu Mas’ud berkata, “Sekarang ini tak ada lagi yang lebih mudah bagiku daripada menghadapi musuh-musuh Allah tersebut. Jika tuan-tuan menghendaki, esok saya akan mendatangi mereka lagi dan membacakan lagi surah lainnya…”

Mereka berkata, “Cukuplah sudah, engkau telah membacakan hal yang tabu atas mereka”. Nabi Muhammad SAW. hanya tersenyum melihat perbincangan di antara sahabat-sahabat beliau, tanpa banyak memberikan komentar apa-apa.

Peristiwa tersebut menjadi pertanda awal dari apa yang diramalkan oleh Rasulullah SAW, ia akan menjadi seorang yang terpelajar, yakni dalam bidang Al-Qur’an dan ilmu keislaman lainnya. Sungguh suatu lompatan besar, dari seorang buruh upahan penggembala kambing, miskin dan terlunta-lunta, tiba-tiba menjadi seseorang yang ilmunya dibutuhkan banyak orang, khususnya dalam bidang Al-Qur’an.

Beliau memang hampir tidak pernah terpisah dengan Rasulullah SAW, pengetahuannya terus tumbuh dan berkembang dalam bimbingan beliau. Ia mendengar 70 surah Al-Qur’an langsung dari mulut Rasulullah SAW, dan tidak ada sahabat lainnya yang sebanyak itu mendengar langsung dari Nabi Muhammad SAW.

Beliau  juga selalu merekam (mengingat) peristiwa demi peristiwa yang berhubungan dengan surah-surah Al-Qur’an. Jika ia mendengar kabar tentang seseorang yang mengetahui suatu peristiwa yang berhubungan dengan Al Qur’an, yang ia belum mengetahuinya, segera saja ia memacu untanya untuk menemui orang tersebut demi melengkapi pemahamannya.

Tentang kemampuannya di bidang Al Qur’an, Nabi Muhammad SAW. bersabda, “Barang siapa yang ingin mendengar Al-Qur’an tepat seperti ketika diturunkannya, hendaknya ia mendengar bacaan Al-Qur’an Ibnu Ummi Abdin (Abdullah bin Mas’ud). Barang siapa ingin membaca Al-Qur’an tepat seperti saat diturunkan, hendaklah ia membaca seperti bacaan Ibnu Ummi Abdin…” Beliau juga pernah bersabda, “Berpegang teguhlah kalian kepada ilmu yang diberikan oleh Ibnu Ummi Abdin…”

Bahkan tak jarang Nabi Muhammad SAW. memerintahkan Abdullah bin Mas’ud untuk membacakan suatu surah untuk beliau, dan beliau akan memerintahkannya berhenti setelah beliau tak dapat menahan tangis karena mendengar bacaannya. Beliau seolah dibawa “bernostalgia” dengan suasana ketika ayat tersebut diturunkan, karena bacaannya memang tepat seperti saat ayat-ayat Al-Qur’an itu diturunkan.

Secara penampilan fisik, mungkin Abdullah bin Mas’ud tidak meyakinkan. Postur tubuhnya kurus dan kecil, tidak terlalu tinggi, kedua betisnya kecil dan kempes sehingga pernah menjadi bahan tertawaan beberapa sahabat. Hal itu terjadi ketika ia sedang memanjat dan memetik dahan pohon arak untuk digunakan sikat gigi (siwak) oleh Nabi Muhammad SAW. Melihat sikap mereka ini, beliau bersabda, “Sahabat sekalian mentertawakan kedua betis Ibnu Mas’ud, padahal di sisi Allah, timbangan (kebaikan) keduanya lebih berat daripada gunung Uhud.”

Abdullah bin Mas’ud tidak pernah tertinggal mengikuti pertempuran bersama Rasulullah SAW., begitu juga beberapa pertempuran pada masa khalifah Abu Bakar r.a. dan Umar r.a.

Bersambung

Sebelumnya Cendekiawan Muslim: Abdullah Bin Mas’ud (1)

Tags: Abdullah Bin Mas'udDunia IslamKisah Sahabat
Suara Muhammadiyah

Suara Muhammadiyah

Related Posts

Tragedi Srebrenitsa 1995
Dunia Islam

Islamofobia dan Tragedi Srebrenitsa 1995

19 Juli, 2023
Latifa Ibn Ziaten
Wawasan

Latifa Ibn Ziaten dan Moderasi Islam

13 Januari, 2023
Buya Hamka
Dunia Islam

Jejak Buya Hamka di Dunia Islam

12 Juni, 2023
Next Post

Abdul Mu’ti: Kekerasan terhadap Muslim di India Melanggar Prinsip HAM

  • Kotak Pos
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
  • Pedoman Media

© SM 2021

No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora

© SM 2021

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In