Kita Terlahir Bukan Untuk Menakhlukkan Dunia

Belakangan ini, bangsa dan masyarakat kita dihadapkan pada kondisi yang rumit. Wabah corona, tidak saja melahirkan angka-angka pasien baru dan kematian manusia.

Namun secara perlahan, mulai meluluh lantakkan tatanan sosial dan sendi-sendi ekonomi masyarakat. Apalagi, bagi mereka yang bergerak di sektor usaha kecil & menengah. Efek wabah asal Wuhan Tiongkok ini begitu sangat dirasakan. Sebagian mereka bukan saja kehilangan pelanggan, namun diantara mereka juga kehilangan pekerjaan dan bahkan kerugian.

Sementara wabah corona ini, belum menunjukan arah yang jelas kapan berakhirnya, silang pendapat menyebutkan 1 hingga 3 bulan ke depan. Tapi ntah lah, yang jelas hari ini dan beberapa hari ke depan, kondisi masyarakat kecil, pekerja jalanan, pedagang kaki lima, para karyawan toko dan usaha kecil, akan menjerit.

Memang pemerintah telah mengeluarkan berbagai kebijakan insentif untuk kelompok masyarakat seperti ini. Tapi tentu kita tidak boleh hanya sekedar berharap dan menunggu uluran tangan negara, apalagi pola-pola insentif negara yang cenderung berbasis pada data administrasi dan birokrasi.

Bagi kita yang masih sehat dan diberikan kelapangan rezki, barangkali inilah ruang dan momen yang sengaja dihadirkan oleh Sang Khalik untuk kita saling berbagi dan bahu membahu. Sekecil apapun peran dan uluran tangan kita, adalah semangat dan optimisme bagi mereka dan kita semua.

Kita sangat sadar, bahwa kita terlahir bukanlah untuk menaklukkan dunia, namun kita terlahir untuk hidup bersama mengelola dunia. Kini saatnya optimisme dan gerakan bersama kita hadirkan untuk mewujudkan kehidupan dunia yang harmonis, sepenanggungan dalam susah dan senang. Karena kita yakin, bahwa setiap kesusahan akan diganti dengan kemudahan. Semoga ke depan, kita akan menyaksikan kehidupan yang penuh dengan keramahan, kebersamaan dan penuh keberkahan. Karena Yang Maha Kuasa tak pernah tidur.

Deni al Asyari (Yogyakarta/02/04/2020)

Exit mobile version