Pak Haji, salah satu dari masyarakat pantai Takisung, Tanah Laut Kalimantan. Ia di kenal sebagai penjaja udang rebus. Di Kalimantan Selatan, sangat terkenal sebagai masyarakat nelayan yang bekerja dengan gigih dan ulet. Para nelayan yang seharian melaut, berhasil menangkap berbagai satwa laut seperti ikan, udang, kerang dan lainnya.
Tangkapan ikan hasil dari para nelayan pun dijual dalam keadaan yang masih segar, kering atau setengah matang dan siap dikonsumsi masyarakat luas. Termasuk diantaranya udang sebagai tangkapan hasil laut yang memiliki potensi besar untuk ekspor atau untuk dikonsumsi masyarakat perkotaan.
Lain halnya dengan pantai Takisung, ialah sebuah pantai yang juga dijadikan sebagai tempat wisata paling ramai dikunjungi masyarakat pada hari-hari libur. Pak Haji, sebagai salah satu warga asli desa pantai ini, melihat potensi keramaian itu dengan menjajakan menu tradisional udang rebus dan udang bakar.
Melalui proses masak yang sederhana dicampur ramuan bumbu yang khas, dagangan Pak Haji terjual laris. Pembeli dapat menyantap di lokasi alam yang nyaman di tepi pantai. Atau bisa juga di bawa pulang kerumah sebagai oleh-oleh untuk keluarga di rumah dengan kemasan lengkap beserta sambal dan kecap asinnya.
Jika dibandingkan dengan menu perkotaan, udang rebus di kota-kota besar seperti Jakarta bisa mencapai Rp50.000,- seporsi. Namun untuk menu Pak Haji hanya sekitar Rp7.500,- Berbeda lagi jika harga eceran sekitar Rp2000,- hingga Rp5.000,-.
Pekerjaan Pak Haji ini membutuhkan keuletan dan ketelatenan. Sebab jarang yang menekuni pekerjaan ini, lebih mengharapkan pada pemasukan dan keuntungan yang lebih besar dengan cara lain. Jika pada hari-hari lenggang, Pak Haji pergi melaut mencari tangkapan ikan di laut lepas. Hasilnya dapat membiayai kebutuhan rumah-tangga untuk beberapa hari kedepan.
Pak Haji mengaku berjuang dengan segala kemampuan yang dimilikinya. Yang penting tidak mau menggantungkan orang lain, apalagi meminta bantuan orang lain selagi ia mampu. Harapan Pak Haji yang sampai sekarang masih terbesit di lubuk hatinya ialah bagaimana pantai Takisung dikelola sebagai tempat wisata yang lebih maju lagi. Jika masyarakat merasa betah berwisata di lokasi pantai, secara pararel akan menghidupkan para nelayan dengan menambah kesibukan baru, yaitu menjajakan hasil laut. Serta didukung beberapa fasilitasi untuk menjajakan dagangan laut.(rahel)