Kalau saya tidak lupa dengan beliau karena pernah satu tim. Yaitu Tim RIP (Rencana Induk Pengembangan) suara Muhamadiyah, Tim ini terdiri Mustofa W Hasyim, Aulia Muhammad, Mahfud Ahmad, Yusuf A Hasan dan Immawan Wahyudi.
Tim ini sukses membuat RIP yang kemudian dibawa ke Raker Suara Muhammadiyah di Kaliurang. Beberapa rekomendasinya diterapkan kemudian. Mahfud Ahmad merupakan salah satu redaktur Suara Muhammadiyah yang terbaik.
Orangnya selalu bersemangat, bekerja memenuhi standar jurnalistik yang baku dan setia pada deadline. Waktu nulis skripsi dan melakukan penelitian di kilang minyak Pertamina di Cilacap, dia menemukan cairan yang dapat digunakan untuk membersihkan karat-karat pada pipa minyak. Ini saya nilai luar biasa, ketekunan dan kecermatan dia.
Sebagai Redaktur Pelaksana Suara Muhamadiyah, waktu itu saya hampir tidak punya keluhan terhadap kerja jurnalistik Mahfud Ahmad.
Suatu hari dia ingin meningkatkan kemampuan jurnalistik dia dengan mengikuti pelatihan jurnalistik berstandar tinggi di LP3Y yang dipimpin Bang Hadi (Ashadi Siregar) mewakili Suara Muhamadiyah.
Seusai latihan dia ingin menerapkan ilmunya di tempat yang menurut pertimbangan dia lebih kondusif. Bukan di Yogyakarta tapi di Jakarta. Sejak itu saya berpisah dengan dia, hanya sekali-sekali berkomunikasi denganya.
Selamat jalan, Mahfud Ahmad, izinkan kami mengenangmu dengan segala baktimu.
(Musthofa W Hasyim)