YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Suara Muhammadiyah menyelenggarakan Webinar “Bisnis Ekonomi Jamaah: Peran Muhammadiyah dan BulogMu dalam Menguatkan Ekonomi Umat di Tengah Pandemi”. Perlu jejaring ekonomi secara berjamaah yang dapat dilakukan oleh seluruh potensi yang ada di Muhammadiyah.
Hadir sebagai narasumber Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Dr Anwar Abbas, MM, MAg, Ketua Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) PP Muhammadiyah Dr M Nurul Yamin, MSi, Sekretaris Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan (MEK) PP Muhammadiyah Dr Mukhaer Pakkana, MM, dan Direktur Utama Suara Muhammadiyah Deni Asy’ari, MA.
Ketua Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) PP Muhammadiyah Dr M Nurul Yamin, MSi mengungkapkan untuk membangun ekonomi jamaah diperlukan sinergi jejaring logistik Muhammadiyah. Hal ini selaras dengan apa yang telah dilakukan MPM PP Muhammadiyah yaitu dari ketahanan pangan menuju kemandirian pangan.
Menurutnya terdapat tiga tahapan dalam jejaring ekonmi yaitu produksi, distribusi, dan akses pasar. MPM melakukan pendampingan produksi melalui para petani, sementara itu Majelis Ekonomi dan Suara Muhammadiyah melalui BulogMu dapat memperpendek rantai distribusi menuju akses pasar. Tujuannya untuk mendapat harga yang bersaing dan kualitas yang juga lebih baik.
“Sekarang kita sudah masuk kepada tahapan akses pasar, disinilah kita bisa bersinergi secara masif bagaimana akses pasar yang bisa dibangun dan disinergikan dengan gerakan pemberdayaan yang dilakukan oleh MPM,” ungkap Yamin, Sabtu (27/6).
Yamin mengatakan bahwa salah satu peroblem kebangsaan kita adalah kesenjangan. “Kesenjangan di Indonesia memiliki kerentanan yang tinggi karena antar etnis yang berbeda, minoritas-mayoritas, begitu juga gini ratio perkotaan dan perdesaan.
Begitu pula Pandemi Covid-19 telah menambah angka kemiskinan. Angka kemiskinan di Indonesia versi Badan Pusat Statistik (BPS) September 2019 sebesar 9,22 persen dari jumlah total penduduk, atau sebanyak 24,79 juta jiwa. Sementara itu ancaman kemiskinan akibat krisis Covid-19 diproyeksikan naik di angka 12,4 persen atau di angka 33,2 juta jiwa.
“Impikasinya adalah bagi kelompok masyarakat yang termarjinalkan secara kebutuhan dasar baik, kesehatan, dan kebutuhan dasar lainnya,” kata Yamin.
Oleh karena itu, menurutnya, MPM PP Muhammadiyah menggagas gerakan kembali bertanam serta melakukan pelembagaan petani. Yaitu dengan Jamaah Tani Muhammadiyah (Jatam) yang telah hadir di beberapa daerah. Yamin juga berharap agar bagaimana SM Corner turut menghubungkan antara produksi dengan akses pasar atau konsumen. Baik internal maupun eksternal Muhammadiyah. (Riz)