YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Dalam rentang perjalanan yang sangat panjang Aisyiyah bersama Suara Aisyiyah telah menunjukkan jati dirinya sebagai gerakan perempuan Islam berkemajuan. Ini merupakan sebuah prestasi dari sejarah dan perjalanan yang luar biasa.
Ketika hari ini, Sabtu, 11 Juli 2020 Suara Aisyiyah melaunching program digitalnya (web), maka ini menjadi sebuah ikhtiar untuk merawat serta menjaga warisan sejarah yang sangat penting. Tentu hal ini menjadi sebuah inspirasi dan spirit baru yang akan terus menyala. Sehingga menjadi corong atau pusat informasi umat.
Haedar Nashir, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah menyampaikan, mungkin kita merasa terlambat dalam mengaplikasikan program digital. Kira-kira kita sudah tertinggal selama 29 tahun. Namun kita harus bisa melangkah lebih jauh untuk memanfaatkan semaksimal mungkin segala potensi yang ada. Dengan membawa karakter, visi, serta misi gerakan perempuan Muhammadiyah berkemajuan.
Dalam konteks mengelola web, bukan hanya persoalan teknis atau skill semata, tapi yang juga diperlukan adalah visi, pengetahuan, perspektif serta manajemen yang mumpuni. Dari para pengelola, wartawan, dan seluruh pihak yang berkecimpung di dalamnya.
Haedar memiliki pengalaman di Suara Muhammadiyah yang juga cukup panjang. “Setiap bulan, setidaknya saya harus menulis empat naskah untuk Suara Muhammaiyah, dan sekaligus memantau seluruh sidang redaksi. Buya Syafii yang merupakan Pimpinan Perusahaan juga sering datang ikut rapat,” tutur Haedar.
Ia mengungkapkan bahwa Suara Muhammadiyah melekat dalam jiwanya, yaitu jiwa kewartawanan dan penulis. Baginya Suara Muhammadiyah adalah bagian dari perjalanan hidup. “Oleh sebab itu, terus ada semangat untuk memajukan Suara Muhammadiyah,” ujarnya.
Saya percaya, beberapa tahun kemudian Suara Aisyiyah juga akan memiliki gedung yang sama seperti Grha Suara Muhammadiyah. Jika ibu-ibu sudah berazam maka tidak akan ada yang bisa membendung. Bagi kita, majalah baik cetak atau online tujuannya hanya satu yaitu menyebarkan ide-ide, gagasan, pikiran, serta meregulasi berbagai macam informasi demi kepentingan mencerdaskan kehidupan bangsa, termasuk mencerdaskan alam pikiran warga Muhammadiyah-Aisyiyah sendiri.
Melihat tantangan yang ada, Suara Aisyiyah harus betul-betul hadir di tengah era ini dengan performa dan isi pesan-pesan informasi yang berkemajuan. Majalah ini juga harus menggambarkan kemajuan yang nyata. “Jangan sampai majalah Suara Aisyiyah tidak bisa mewadahi itu,” pesannya.
Ketua Umum Pimpinan Pusat Aisyiyah Siti Noordjannah Djohantini menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada teman-teman di Suara Aisyiyah. Kita melihat ikhtiar yang sungguh-sungguh dalam memajukan serta memastikan Suara Aisyiyah ini tetap dicintai oleh seluruh warga Aisyiyah, keluarga, para perempuan, dan masyarakat luas. “Kedepannya, saya berharap Suara Aisyiyah ini dicintai dan mendapat perhatian dari generasi milenial,” ujarnya.
Demi kepentingan pengembangan Suara Aisyiyah ke depan. Acara ini menjadi sangat penting untuk menggali apa saja yang dapat menjadi masukan untuk Suara Aisyiyah. Tantangan di era digital ini sangat luar biasa untuk bisa terus bertahan bagi media dakwah atau majalah yang usianya hampir satu abad. Maka diharapkan, majalah Suara Aisyiyah ini menjadi bagian dari media dakwah persyarikatan, dan sekaligus menjadi makna kemuliaan, baik laki-laki maupun perempuan. “Suara Aisyiyah dipandang sangat penting bagi para perempuan yang memiliki potensi luar biasa agar memiliki media untuk kepentingan dakwah persyarikatan,” ungkapnya.(diko)