SURAKARTA, Suara Muhammadiyah – Gibran Maheswara mutiara Ayah Bunda tak dapat menyembunyikan kebahagiaannya. Begitu juri menyebutkan namanya sebagai juara, air matanya meleleh membasahi pipi. Ia tak kuasa menahan tangisnya sebagai ekspresi rasa bahagia bercambur haru. Bukan hanya itu, sesaat setelah pengumuman, ia langsung bersujud syukur.
“Alhamdulillah. Terima kasih ya Allah atas anugerahmu ini,” ujar siswa Kelas III SD Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta.
Dalam Lomba Festival Dalang Cilik yang diadakan Pemerintah Kabupaten Karanganyar dalam rangka hari jadi ke-103, di Gedung PGRI, (5/11/2020), Gibran panggilan akrabnya berhasil menjadi Juara I dengan lakon Anoman Obong.
Gibran pantas bahagia. Sebab dalam tahun 2018 sudah menjadi jiuara terbaik dalang cilik di Karanganyar. “Rasanya tak mungkin menang, sebab tahun 2020 ini aku dan teman-teman terpaksa beajar dari rumah (BDR) untuk menekan penyebaran Covid-19. Saat namaku disebut sebagai juara, bahagia banget,” ucapnya.
Kebahagiaan Gibran semakin lengkap, sebab Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Diskdikbud) Karanganyar Drs Tarsa MPd memberi pesan. Dan penyerahan piala dilaksanakan secara virtual pada 18 November mendatang.
“Tetap semangat belajar dalang. Walaupun di masa pandemi harus tetap berkarya,” kata Tarsa.
Prestasi Gibran kontan mendapat apresiasi dari Kepala Sekolah Hj Sri Sayekti MPd melalui Humas Jatmiko. Ia turut menyambut kemenangan ini dengan bangga.
“Selamat kepada Ananda Gibran. Ini kebanggaan bagi warga Muhammadiyah, khususnya bagi SD Muh 1,” ucapnya.
Kepada Jurnalis, Gibran mengaku enjoy menjalani semua ini. “Karena aku senang mengikutinya, nggak terasa capek, semua jadi idola. Hampir tiap malam melihat live streaming dalang Seno,” ujarnya.
Jika ditelisik lebih jauh, keberhasilan Gibran memainkan wayang tidak berhenti sebatas tekad dan kerja keras. Ternyata, ia terinspirasi guru dan semangat motivasi dari kedua orangtuanya. “Semoga ke depan muncul dalang-dalang seperti pak Seno” ucapnya.
Ya, benar. Ketika itu sang ayah mengajak anaknya nonton pertunjukan wayang kulit di pesta pernikahan seseorang. Setiap satu minggu sekali, Gibran belajar dalang di Sanggar Sarotama dengan protokol kesehatan.
“Sejak usia 3,5 tahun hingga sekarang, ia masih belajar di sanggar yang berada di Karanganyar, bisa kunjungi ig gibran_dalangcilik dan chanel youtube gibran maheswara channel,” kata Agus Setyawan SST.
Gibran yang lahir di Karanganyar 10 Juni 2011 bertekad bisa menjadi dalang santri aktual yang mampu menjawab kebutuhan milenial seperti dalang kondang ki Seno Nugroho dan Ki Manteb Sudarsono. “Doakan Gibran, semoga tercapai!” tuturnya. (jatmiko)