JAMBI, Suara Muhammadiyah – Tidak ada kepastian kapan pandemi covid-19 akan berakhir, ini tentu sangat berpengaruh kepada semua aktifitas kegiatan, salah satunya adalah dunia Pendidikan di Indonesia. Pandemi Covid-19 memang berpotensi menimbulkan dampak sosial negatif yang berkepanjangan yang salah satunya ialah kesenjangan capaian pembelajaran terutama perbedaan kualitas selama kuliah jarak jauh khususnya sedikitnya materi yang dipahami oleh mahasiswa sangatlah rendah, karena tidak adanya Umpan Balik (Feedback) oleh dosen kemahasiswanya
Dengan demikian dunia pendidikan perlu beradaptasi untuk tidak habis ide untuk memberikan akses untuk terus mendapatkan ilmu pengetahuan selama pandemi, salah satunya adalah dosen STKIP Muhammadiyah Muara Bungo pada kesempatan yang lalu mengajak mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Muhammadiyah Muara Bungo mengikuti webinar Bung Karno dan Literasi Pancasila dengan Tema ”Menggali Pemikiran, Membumikan Pancasila”. Webinar yang diselenggarakan oleh Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, yang dilangsung pada Rabu 10 Maret 2021.
Narasumber pada webinar Literasi Pancasila adalah Muhammad Syarif Bando yang merupakan Kepala Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, Prof Yudi latif P.hD Pakar Aliansi Kebangsaan yang juga Kepala Badan Pembina Ideologi Pancasila Tahun 2018, Olivia Zalianty Ketua Yayasan Generasi Lintas Budaya dan Janti Suksmarini Kepala Perpustakaan.
Bung Karno Webinar ini dimotori oleh Perpustakaan Bung Karno yang merupakan salah satu penggerak Literasi Pancasila untuk mengajak masyarakat untuk menggali pemikiran Bung Karno dan membumikan Pancasila agar dipraktikan dalam kehidupan sehari-hari. Yang nantinya kita mampu mengambil peranan besar dalam mencerdaskan kehidupan bangsa melalui gerakan Litersi Pancasila.
Pada kesempatan dan dimasa pandemi ini pula, Dosen Dedek Helida Pitra, M.Sc sebagai dosen pegampu mata kuliah Pendidikan Pancasila di STKIP Muhammadiyah Muara Bungo ingin sedikit memberikan wawasan lain yang diterima oleh mahasiswa, pada dasarnya keterbatasan ilmu dan wawasan dosen sendiri belum cukup buat mahasiswa, maka dimasa pandemi ini kesempatan mengakses ilmu secara gratis terbuka lebar diberbagai bidang ilmu pengetahuan dan juga tentu dengan kualitas yang lebih luas. Kuliah yang sejatinya mahasiswa dalam satu semester harus full menggali ilmu dari dosen yang mengampu mata kuliah, masa pandemi ini juga perlu belajar dan berinteraksi langsung kepada pakar lain supaya wawasan yang diterima oleh masiswa lebih mendalam dan juga mahasiswa mendapat informasi baru yang labih update dari pakar tersebut.
Kemudian Dosen Pengambu Pendidikan Pancasila juga ingin mengajak dan sedikit memberi pemahaman kepada mahasiswa bahwa untuk mengakses ilmu pengetahuan tidak cukup hanya dari satu dosen saja, kita perlu akses wawasan yang lebih luas dan tentu dengan pengalaman yang jauh lebih mapan. Maka, selama pandemi ini akses terbuka luas dan kemajuan teknologi membarikan kesempatan itu. Dengan mengikuti kegiatan-kegiatan virtual berbentuk webinar, pelatihan, workshop, bedah buku kita akan sangat banyak bertemu orang hebat diluar sana yang kalau secara tatap muka mungkin kita tidak bisa ketemu karena banyak keterbatasan akses terutama dana. Tetapi sekarang dengan Virtual kita bisa mengakses ilmu dari mereka meraka yang pakar dibidang ilmu pengetahuan. (DHP)