Tangkal Radikalisme, FAI UHAMKA Mengarusutamakan Moderasi

Moderasi

JAKARTA, Suara Muhammadiyah -Radikalisme, terorisme dan ektrimisme saat ini menjadi isu sentral yang memerlukan penanganan multi sector. Upaya pencegahan radikalisme tidak bisa hanya mengandalkan sector keamanan semata atau sector politik semata, tetapi semua sector perlu terlibat. Termasuk diantaranya sector pendidikan.

Melalui pendidikan dan pembelajaran, siswa dan mahasiswa diharapkan bisa menyerap nilai-nilai yang dapat menghalanginya kedalam proses radikalisasi. Nilai-nilai tersebut termasuk nilai kebangsaan, kemanusiaan dan keagamaan yang diharapkan bisa menumbuhkan sikap humanis, toleran, ramah, dan cinta damai.

Upaya pencegahan radikalisme juga menjadi perhatian banyak Lembaga atau kementrian, termasuk didalamnya Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (KEMDIKBUD) dan juga kementrian Agama (KEMENAG) yang menangani sekolah dan perguruan tinggi di seluruh Indonesia. Oleh karena itu, dosen-dosen FAI UHAMKA yang berada dibawah dua kementrian tersebut turut andil melakukan counter-counter radikalisme, salahsatunya melalui pengarusutamaan moderasi beragama di kalangan guru PAI di wilayah DKI Jakarta.

Kegiatan pengarusutamaan moderasi beragama ini dilakukan melalui webinar dan FGD bertemakan “Deradikalisasi melalui Moderasi Beragama”, dengan support dari LPPM UHAMKA dan bekerjasama dalam pelaksanaanya dengan PC IMM Jakarta Selatan.

Dalam kegiatan pelatihan ini, Ai Fatimah Nur Fuad, Ph.D yang menyelesaikan Pendidikan S2 dan S3 di Universitas Leeds Inggris menyampaikan beberapa poin inti yang berkaitan dengan latar belakang dan urgensi diangkatnya tema tersebut, tentang radikalisme dan upaya pencegahannya, peran guru Pendidikan Agama Islam dalam upaya pencegahan radikalisme.

Kemudian, disampaikan pula bahwa target capaian akhir dari webinar dan FGD ini ialah meningkatkan strategi pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) yang berkontribusi pada upaya terbangunnya masyarakat Indonesia yang damai, toleran, tanpa kekerasan, serta bebas dari radikalisme dan terorisme.

Setelah narasumber utama menyampaikan materi sebagai pembuka, maka kegiatan pun dilanjutkan oleh dua mahasiswi FAI UHAMKA, yaitu Rafa Basyirah dan Rizki Desananda dalam sesi Focus Group Discussion (FGD)  bersama guru-guru Pendidikan Agama Islam di wilayah DKI Jakarta.

Dalam sesi FGD, para guru diperlihatkan beberapa contoh data dan fakta yang dikutip dari berbagai referensi, baik itu jurnal, survei, penelitian, maupun berita, mengenai radikalisme untuk dimintai tanggapannya terkait hal tersebut. Tujuannya adalah berdiskusi agar dapat mengetahui dan memetakan sejauhmana perspektif dan pengalaman guru-guru Pendidikan Agama Islam dalam upaya mengkounter radikalisme, serta bagaimana model dan strategi pengembangan pembelajaran yang efektif yang dapat membimbing peserta didik agar dapat menolak paham radikalisme.

Salah satu peserta, yaitu Ja’far mengungkapkan rasa terimakasihnya kepada UHAMKA karena mengadakan pelatihan/penyuluhan tentang radikalisme, yang notabene masih sangat jarang dilakukan di kalangan sekolah atau guru. Peserta lain, meminta agar kegiatan seperti ini bisa diadakan secara umum dan terbuka sebagai sosialisasi kepada masyarakat agar dapat mencegah dirinya maupun anggota keluarganya dari paham radikalisme.

PC IMM Jakarta Selatan selaku mitra dalam pelatihan ini mengatakan bahwa kegiatan pengabdian seperti ini sangat penting dilakukan dikalangan guru-gur agama karena meskipun radikalisme tidak berkaitan secara langsung dengan suatu paham agama, namun tidak dapat kita pungkiri bahwa ada orang-orang tertentu yang menjadikan agama sebagai landasan pembenaran pemikiran maupun tindakan kekerasan dan radikalisme. (Riz)

 

Exit mobile version