MEDAN, Suara Muhammadiyah – PPKM ternyata mengimbang sampai ke peternak itik. Rendahnya permintaan telur itik akibar banyak cafe, rumah makan dan pedagang jamu malam hari yang tutup menjadikan serapan produksi kecil dan harga rendah. Peternak itik di kawasal Tanah Enam Ratus, Medan mengeluh dengan kondisi ini.
Selain rendahnya serapan pasar peternak itik di Kelurahan Enam Ratus sesungguhnya memiliki persoalam manajemen biaya agar produksi telur itik dapat menguntungkan.
Demikian Suherman, Mailina Harapan dan Wildani Lubis, tiga dosen Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara menjelaskan kepada Jurnalis ‘SM’ pada pelaksanaan Program Kemitraan Masyrakat di Kelurahan Enam Ratus, pekan kemarin. Suherman dan tim PKM FP-UMSU itu, kemudian melakukan edukasi, penyuluhan dan memberikan beberapa solusi agar peternak itik di kawasan Enam Ratus itu dapat bertahan.
Jelas Suherman, manajemen merupakan salah satu aspek penting dalam mencapai tujuan kegiatan produksi. Proses manajemen yang berjalan dengan baik dan tersistem akan memudahkan produksi maksimal. Dengan manajemen produksi pembiayaan produksi juga akan efisien dan efektif. Demikian juga halnya pada usaha ternak itik, diperlukan manajamen produksi ternak itik sehingga peternak mampu bertahan dalam setiap kondisi ekonomi dan persaingan pasar.
Kelurahan Tanah Enam Ratus merupakan salah satu sentra peternakan Itik di Kota Medan. Kegiatan ternak itik awalnya menggunakan sistem semi intensif dimana peternak melepas itiknya ke lahan sawah atau perairan. Tetapi karena berkurangnya lahan pertanian sawah menyebabkan kegiatan budidaya ternak itik dilakukan sepenuhnya dengan sistem intensif dengan dikandangkan. Akibatnya, biaya produksi menjadi meningkat karena peternak harus menyediakan pakan.
”Untuk itulah, kami mengarahkan peternak di sini untuk memiliki keterampilan dalam mamenej produksim agar biaya menjadi lebih efisien,” kata Suherman, ketua tim PKM dari FP-UMSU itu. Dengan manajemen produksi, peternak juga bisa mengukur keberhasilannya.
Tim PKM UMSU juga menyarankan agar peternak itik Kelurahan Tanah Enam Ratus itu mampu menyediakan pakan ternak sendiri agar biaya produksi bisa ditekan.
Persoalan lain yang disampaikan adalah bagaimana peternak itu mampu menjaga kesehatan dan kenyamanan itik. Untuk itu kandang harus bersih, pencahayaan sinar matahari harus cukup dan tanah kandang harus kering.
Yusnardi dan Supartik, dua peternak yang hadir pada acara penyuluhan tim PKM FP-UMSU itu berharap dengan bimbingan dan arahan yang disampaikan dosen FP-UMSU itu, mereka dapat menyiasati biaya produksi agar lebih efisien dan mampu bertahan ditengah tekanan rendahnya permintaan pasar dan harga. (Syaifulh/Riz)