Panca Jiwa Jurnalis Dakwah

Panca Jiwa Jurnalis Dakwah

Oleh: Alvin Qodri Lazuardy

Forum Santri Cendikia Darwisy (FSCD) Pondok Pesantren Muhammadiyah Ahmad Dahlan (PPAD) mengadakan workshop untuk peningkatan daya literasi santri, acara ini bekolaborasi dengan para kontributor, wartawan dan reporter Suara Muhammadiyah Yogyakarta. Tersusun dari dua sesi, tiga narasumber dan 18 santri terpilih yang terhimpun dalam FCSD.  Salah narasumber dalam agenda ini ialah Rizki Putra Dewantoro, M.Si. Format acara ini yaitu dengan model daring serta luring.

Dalam rentetan acara di Balapulang, Kab. Tegal, Jum’at 10 September 2021 ini terdapat salah satu pembahasan yang penting, pembahasan ini disampaikan oleh Saudara Rizki Putra Dewantara redaktur online suaramuhammadiyah.id melalui media zoom yang ditayangkan live di hadapan para santri FSCD, Saudara Rizki menjelaskan bahwa seorang jurnalis dakwah harus mempunyai panca jiwa yang bersemayam dalam hati (Kango, 2014).

Jiwa yang pertama adalah jiwa Muaddib (pendidik) sebagai seorang jurnalis haruslah melahirkan tulisan, gagasan dan ide yang mendidik umat Islam agar melaksanakan perintah Allah dan menjauhi laranganNya. Jiwa yang kedua adalah jiwa Musaddid (pelurus Informasi) memproduksi informasi tentang ajaran dan umat Islam,  informasi tentang karya-karya atau prestasi umat Islam, dan menggali, melakukan penelitian tentang kondisi umat Islam di berbagai penjuru dunia. Jiwa yang ketiga adalah jiwa Mujaddid (pembaharu) pembaharu yang dimaksudkan adalah penyebar faham pembaharuan akan pemahaman dan pengamalan ajaran Islam.

Jiwa yang keempat adalah jiwa Muwahid (pemersatu) Untuk mempersatukan umat, jurnalis dakwah harus menguasai segala perbedaan pandangan dan mampu menyatukan pemikiran dan hati umat. Jiwa yang kelima adalah jiwa Mujahid (pejuang) adalah jiwa dalam mempublikasikan citra Islam yang positif dan “rahmatan lil alamin” serta menanamkan ruhul jihad di tengah umat. Demikianlah panca jiwa yang harus ditumbuhkan dan dirawat oleh para Jurnalis Dakwah.

Sebagai penutup, marilah Kita sejenak merenung dikala masifnya berita yang bersifat tidak mendidik, syarat penyesatan, pemecah belah bahkan sampai perpecahan maka penanaman panca jiwa ini adalah syarat mutlak kepada para jurnalis dakwah masa kini. Sekian, Wallahu ‘Alam.

Alvin Qodri Lazuardy, Pembimbing Forum Santri Cendikia Darwisy

Exit mobile version