JAKARTA, Suara Muhammadiyah – Stunting merupakan persoalan yang masih menjadi prioritas bersama Pemerintah Indonesia. Tidak hanya memiliki dampak terhadap kesehatan, stunting juga berdampak terhadap sumber daya manusia suatu bangsa. Mengingat beragam permasalahan stunting yang muncul di negeri ini, upaya pencegahannya pun memerlukan kerjasama dari seluruh elemen masyarakat agar lebih efektif. Berbagai sosialisasi pun dilakukan, mulai dari kampanye nasional hinggal ke level paling bawah. Semua upaya ini diperlukan karena pencegahan stunting harus menyasar semua usia dan banyak lini.
Nasyiatul Aisyiyah Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah memiliki komitmen dalam upaya pencegahan stunting. Salah satu komitmen tersebut adalah dengan bermitra bersama Lazismu PP Muhammadiyah dalam kampanye pencegahan stunting yang digelar di Desa Rawabelut, Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat dan Desa Nunusunu, Kecamatan Kualin, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur. Kerjasama yang berlangsung sejak bulan November 2018 hingga saat ini tersebut memuat beragam kegiatan dalam upaya peningkatan kesadaran dan pemenuhan gizi seimbang serta pencegahan stunting yang dikemas dalam program Tingkatkan Gizi Seimbang (TIMBANG).
Berlangsung secara daring, Nasyiatul Aisyiyah bersama Lazismu PP Muhammadiyah menggelar Closing dan RTL Program Stunting dan Peningkatan Gizi Seimbang pada Senin (18/10). Acara ini dihadiri oleh Badan Pengurus dan Direksi Lazismu PP Muhammadiyah, Nasyiatul Aisyiyah PP Muhammadiyah dan Daerah, Bank Mega Syariah, serta undangan. Acara ini merupakan bentuk pelaporan kegiatan serta rencana tindak lajut (RTL) terkait keberlanjutan program ini.
Khotimun Sutanti mewakili Nasyiatul Aisyiyah PP Muhammadiyah memaparkan bahwa RTL program ini mencakup tiga hal berbasis program yang telah dilaksanakan. Pertama adalah penyediaan air bersih berbasis masyarakat. Khotimun menegaskan bahwa akses terhadap air bersih harus diutamakan sebagai dasar program. “Kita utamakan akses pelayanan air bersih,” tegasnya. Ia melanjutkan, “Tidak hanya itu, tentunya kita harus menunjang dengan perilaku hidup bersih melalui promosi kesehatan lingkungan dalam upaya pencegahan stunting.”
RTL yang kedua adalah revitalisasi pelayanan posyandu berbasis pemberdayaan. Khotimun menjelaskan, lingkup revitalisasi ini berupa pemberdayaan kader Posyandu melalui kegiatan Family Learning Centre (FLC), penyediaan alat kesehatan penunjang di setiap layanan Posyandu (Posyandu Kit, Konseling Kit Menyusui), penyediaan media penyuluh kesehatan di setiap Posyandu, serta penyediaan sarana penunjang layanan Posyandu di setiap dusun.
Yang terakhir, RTL yang akan dilakukan berupa kampanye pencegahan pernikahan anak, dengan menggelar FLC “Peran Organisasi Kepemudaan dalam Upaya Pencegahan Pernikahan Anak di Desa Rawabelut” bersama Karang Taruna, Remaja Masjid, dan elemen kepemudaan lain setingkat desa, serta mengadakan Pelayanan Remaja Sehat Milik Nasyiatul Aisyiyah (PASHMINA) tahap 2.
Sekretaris Badan Pengurus Lazismu PP Muhammadiyah, Mahli Zainuddin Tago dalam sambutannya menyampaikan selamat atas manfaat dari program ini. “Ada 1248 penerima manfaat, luar biasa,” ujarnya. Ia juga menyampaikan bahwa Lazismu sebagai Lembaga Amil Zakat (LAZ) harus akuntabel dan dapat teraudit. “Oleh karena itu laporan yang rapi dan detil sangat penting bagi kami, tentu terkait juga dengan penerima manfaat yang harus konkrit,” jelasnya. Mahli juga menambahkan, dengan keseriusan dan tanggungjawab dari penyelenggara program, pihak donatur pun akan semakin percaya.
Selain itu, Mahli juga berharap agar ke depannya, program ini akan mengalami perluasan. “Ada banyak wilayah-wilayah yang bisa kita jangkau untuk program-program yang sangat menarik ini. Saya yakin jika kita dapat bersinergi dengan baik, ada banyak donatur yang akan bersama kita untuk meneruskan program-program ini,” ungkapnya.
Tak lupa ia mengucapkan terima kasih kepada pihak Bank Mega Syariah atau terlaksananya program Nasyiatul Aisyiyah bersama Lazismu ini. “Untuk tahun 2021 ada dana baru dari Bank Mega Syariah. Terima kasih atas kepercayaan selama ini untuk meneruskan program ini,” tutup Mahli.
Mewakili Bank Mega Syariah, Rahmadi Agung Nugroho selaku Corporate Communication Unit Head Bank Mega Syariah menyatakan dukungannya atas program yang telah dilaksanakan. “Program-program seperti ini memang perlu diperbanyak dan dilakukan di seluruh Indonesia. Kita melihat dampak Covid-19 selain menyasar sisi kesehatan, tentunya dampak sisi ekonomi tentunya akan berpengaruh terhadap pemenuhan gizi masyarakat kurang mampu,” ucapnya.
Terkait bantuan yang disalurkan, Agung menyampaikan bahwa tahun ini bantuan yang dipercayakan melalui Lazismu cukup banyak. “Alhamdulillah tahun ini sebesar 750 juta, kita berikan untuk berbagai program yang ada di Lazismu,” ungkap Agung. Ia juga memohon doa agar tahun depan dapat memberikan bantuan lebih banyak lagi, seiring dengan peningkatan bisnis dari Bank Mega Syariah sehingga zakat yang disalurkan pun akan semakin banyak dan kontribusi untuk mendukung program Lazismu juga meningkat.
Agung kemudian menutup dengan ucapan terima kasih. “Kami sangat salut, Nasyiatul Aisyiyah dan Lazismu dapat menjangkau yang tidak dapat kami jangkau. Bantuan dari mitra sangat kami butuhkan sehingga amanah yang diberikan oleh nasabah Bank Mega Syariah dapat sampai kepada pihak yang membutuhkan,” tutupnya.
Pondasi yang sudah dibangun selama satu tahun dalam program TIMBANG yang telah dilaksanakan masih perlu diperkokoh untuk menjadikan isu pencegahan stunting berkelanjutan. Situasi kemiskinan dan jauhnya akses desa dari layanan publik, menjadikan lokasi program memiliki kerentanan dan kesulitan yang tinggi untuk mengurangi faktor-faktor baik langsung maupun tidak langsung dari penyebab stunting. (adi)