Direktur PPM MBS: Bisnis Kita adalah Bisnis Pelayanan
YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Ada yang berbeda pada Kasasi (Kajian Sabtu Siang) di SD MBS. Pemateri pada Kasasi kali ini langsung diisi oleh Direktur PPM MBS Yogya Ustadz Fajar Shodiq. Siang itu, sekitar ba’da dhuhur, setelah guru-guru ngaji bersama, Kasasi pun dimulai.
Ustadz Fikri sebagai MC pun langsung membuka Kasasi dan mempersilakan Ustadz Fajar Shodiq untuk memulai Kasasi. Kasasi dimulai Pukul 13.15 Wib.
Siang itu, guru-guru SD MBS bersiap menyimak Kasasi bersama Direktur PPM MBS Yogya. Ustadz Fajar Shodiq memulai Kasasi dengan mengisahkan bagaimana sulit dan susahnya membangun kembali iklim akademik Pondok Pesantren paska pandemic.
“Harus diakui, sulitnya bukan main mengembalikan iklim pembelajaran sebelum pandemi kepada kondisi normal”. Tantangan itu tidak hanya dari sisi pembiasaan anak, tapi juga mengembalikan kembali kualitas pembelajaran berbasis pondok.
Dalam Kasasi itu pula, Ustadz Fajar Shodiq menegaskan kembali bahwa fungsi kita termasuk SD adalah pendidikan berbasis pondok pesantren.
Dalam kesempatan yang baik itu, Ustadz Fajar Shodiq menegaskan bahwa basis pendidikan pesantren adalah Ustadz/Pengajarnya. Ia menyampaikan bahwa dalam pendidikan berbasis keteladanan. “Kita harus selalu dan terus memperbaiki diri, karena Ustadz/ Ustadzah akan terus dilihat oleh murid-muridnya (mohon maaf) lebih daripada orangtua”.
Pembenahan diri dan juga usaha yang terus-menerus pada diri Ustadz/ Ustadzah adalah kunci pembelajaran di Pondok Pesantren kita. Para Ustadz-Ustadzah pun menyimak kajian yang disampaikan oleh Direktur PPM MBS dengan seksama.
Ustadz Fajar Shadiq juga menutup kajian dengan menekankan bahwa “Kalau boleh jujur, bisnis kita adalah bisnis pelayanan. Bila kita amanah menjaga 500 lebih siswa kita, maka Insha Allah masyarakat pun akan semakin percaya dengan kita. Begitu pula sebaliknya.”
Kajian diakhiri dengan beragam informasi dari sekolah untuk menyambut agenda sekolah selanjutnya. Selepas kajian, Ustadz-Ustadzah pun pulang ke rumah masing-masing.