• Tentang SM
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Media Siber
  • Term & Condition
  • Privacy Policy
  • Hubungi Kami
Selasa, Mei 20, 2025
Suara Muhammadiyah
No Result
View All Result
  • Login
  • Home
  • Berita
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora
  • Home
  • Berita
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora
No Result
View All Result
suaramuhammadiyah
No Result
View All Result

Magotsuka Edufarm, Cara UMBandung Bantu Tangani Sampah

Suara Muhammadiyah by Suara Muhammadiyah
24 Februari, 2022
in Berita
Reading Time: 1 min read
A A
0
Magotsuka
Share

Magotsuka Edufarm, Cara UMBandung Bantu Tangani Sampah

BANDUNG, Suara Muhammadiyah – Universitas Muhammadiyah Bandung (UMBandung) adakan sosialisasi Magotsuka Edufarm di RW 07, Padasuka, Cimahi Tengah, pada Selasa (22/02/2022).

Baca Juga

Tim P2MW UM Bandung Luncurkan Pupuk Kompos Magotnesia

Mahasiswa UMBandung Prodi Manajemen Menjuarai Kejuaraan Muaythai

Acara yang diselenggarakan ini merupakan hasil kerja sama antara UMBandung dengan Bappelitbangda Kota Cimahi.

Adapun kegiatan tersebut ditujukan untuk mengatasi permasalahan volume dan biaya operasional penanganan sampah yang terus meningkat di Kota Cimahi.

Menurut Pengelola Magotsuka, Nanang Mustofa, sosialisasi Magotsuka Edufarm tersebut menjadi benchmark yang bisa ditiru oleh daerah lainnya.

“Ini juga bisa menjadi pusat edukasi untuk pelatihan atau di bidang sampah organik yang terbaik, di Cimahi tentunya,” ucap Nanang.

Ia juga mengatakan, akan ada koordinasi dengan tim Edufarm Magotsuka dengan warga untuk pembenahan selama 1-2 minggu ke depan.

“Mudah-mudahan Edufarm Magotsuka ini akan berkembang sesuai dengan harapan di mana kita nanti akan mereplikasi mungkin ke berbagai RW yang ada di Cimahi,” lanjutnya.

Sementara itu, Kepala Badan Perencanaan dan Penelitian Pengembangan Daerah Kota Cimahi Husein Rachmadi mengatakan, kegiatan sosialisasi tersebut nanti bisa mengurangi volume sampah yang dihasilkan Kota Cimahi.

“Sampah di Cimahi itu setiap hari ada 280 ton. Kegiatan ini bisa mengembangkan zero waste di tingkat RW,” kata Rachmadi.

Rachmadi menjelaskan bahwa sampah yang dimakan oleh hewan pengurai tersebut bisa diubah menjadi pupuk yang bisa dijual.

“Kemudian pupuk ini akan menjadi budaya baru di sini untuk bertanam dan juga bisa menyuburkan tanaman hasil perkebunan untuk nantinya dijual seperti sayuran dan buah-buahan,” jelasnya.

Untuk Magotnya sendiri, menurutnya, bisa dijadikan makanan untuk hewan ternak seperti ayam, bebek, dan ikan.

“Diharapkan ini menjadi produk yang bisa diperjualbelikan oleh kelompok Magotsuka. Selain itu, tentunya akan banyak hal terkait dengan pemberdayaan perempuan, pemberantasan kemiskinan, terkait dengan sampah dan banyak hal yang lainnya,” ungkap Rachmadi. (FK/CH)

Tags: magotpertanianUMBandung
Suara Muhammadiyah

Suara Muhammadiyah

Related Posts

Tim P2MW UM Bandung Luncurkan Pupuk Kompos Magotnesia
Berita

Tim P2MW UM Bandung Luncurkan Pupuk Kompos Magotnesia

31 Agustus, 2023
Mahasiswa UMBandung Prodi Manajemen Menjuarai Kejuaraan Muaythai
Berita

Mahasiswa UMBandung Prodi Manajemen Menjuarai Kejuaraan Muaythai

2 Agustus, 2023
Revolusi Hijau ke Sektor Pertanian: Menuju Net Zero Emission 2060
Berita

Revolusi Hijau ke Sektor Pertanian: Menuju Net Zero Emission 2060

1 Agustus, 2023
Next Post
SD Muhammadiyah

Kantin SD Muhammadiyah Ini Terima Penghargaan Menteri Kesehatan

Please login to join discussion
  • Kotak Pos
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
  • Pedoman Media

© SM 2021

No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora

© SM 2021

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In