Ketua PDM Lamongan: Perlunya Menguatkan Ideologi Muhammadiyah
LAMONGAN, Suara Muhammadiyah – Ibarat Anda akan melanjutkan S2 maka diperlukan standarisasi tentang dialsiplin ilmu dari pendidikan Anda di S1. Maksudnya sebagai pimpinan AUM perlu adanya standarisasi berangkat dari terminal yang sama menuju tujuan bersama yaitu masyarakat Islam yang di ridhoi oleh Allah SWT.
Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Lamongan Shodikin menyampaikan itu dalam materi Penguatan Ideologi Muhammadiyah pada kegiatan Workshop Implementasi Kurikulum Merdeka dan Rakor Kepala Sekolah atau Madrasah Muhammadiyah se-Kabupaten Lamongan di Hotel Grand Pujon Batu, Rabu-Jumat (25-27 Mei 2022).
Shodikin mengatakan, maka perlu adanya pengenalan akan hal itu walau ada masyarakat yang sejak kecil belajar di Perguruan Muhammadiyah dari SD, SMP, SMA hingga Perguruan Muhammadiyah.
Ia menyampaikan, ada yang dari kecil tidak pernah sekali di Perguruan Muhammadiyah tetapi dia masuk di Muhammadiyah di terima dengan baik dan menjadi pimpinan di Amal Usaha Muhammadiyah.
Maka malam ini perlu menguatkan itu semua, sambungnya, ideologi adalah ide, gagasan, pemikiran dan ilmu pengetahuan. Ideologi Muhammadiyah adalah kerangka dasar pemikiran-pemikiran bagaimana Muhammadiyah itu dan sistemnya seperti apa.
Tentu kalau dikaitkan dengan Muhammadiyah adalah sebuah sistem kerangka berpikir pemikiran-pemikiran dalam mengelola, menata, mengantarkan persyarikatan ini menuju cita-cita yang diharapkan itulah demikian ideologi Muhammadiyah. Di dalam tentang ideologi Muhammadiyah tentu tidak bisa lepas dari Muqodimah Anggaran Dasar Muhammadiyah.
Shodikin juga menyinggung soal muqodimah, bahwa pembukaanya dari anggaran rumah tangga Muhammadiyah. Kita juga tidak lepas dadi Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah (MKCHM). Lalu ada lagi sepuluh kepribadian Muhammadiyah dari sepuluh kepribadian Muhammadiyah yang pertama, Muhammadiyah bekerja untuk perdamaian dan yang kesepuluh adalah Muhammadiyah harus siap melakukan kritik baik internal maupun eksternal dan kemudian kita dalam mengelola kehidupan bermuhammadiyah.
“Ada yang namanya PHI Pedoman Hidup Islami jika di Muhammadiyah terdapat buku saku yang kecil pedoman hidup islami warga Muhammadiyah. Mulai dari sebagai pribadi sebagai hamba Allah lalu kemudian sebagai pengelola Amal Usaha Muhammadiyah itu adalah pedoman yang kita jadikan pedoman kehidupan dalam bermuhammadiyah,” tambahnya.
“Jadi sebagai pimpinan AUM harus tau itu semua dari anggaran dasar dan anggaran rumah tangga. Dan apa juga kaidah dan kepengurusan Majelis Dikdasmen memang kita jika ingin belajar kita harus pahama regulasinya. Jika kita sudah paham regulasinya maka enak ketika menjadi pimpinan AUM karena kita sudah tertib dalam berorganisasi,” pungkasnya. (Fathan Faris Saputro)