KENDAL, Suara Muhammadiyah – Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) PDM Kendal menyelenggarakan upgrading bagi guru Taman Pendidikan Al qur’an (TPQ) dan Madrasah Diniyah (Madin) di bawah naungan persyarikatan Muhammadiyah. Kegiatan tersebut berlangsung sehari penuh pada Ahad (7/8) di aula dasar gedung Universitas Muhammadiyah Kendal Batang (UMKABA) dan diikuti oleh 106 guru utusan dari 46 TPQ dan 8 Madin di bawah naungan Muhammadiyah Kendal.
Ketua Majelis Dikdasmen PDM Kendal, Sodiq Purwanto menyambut baik inisiatif para guru/ustadz/ ustadzah yang mengajar di TPQ dan Madin supaya diselenggarakan upgrading bagi guru TPQ dan Madin.
“Inisiatif itu kami wujudkan dengan upaya peningkatan mutu para guru dalam metode pembelajaran di lingkungan TPQ dan Madin melalui upgrading metode iqro’ menyenangkan” kata Sodiq.
Metode tersebut, kata Sodiq, adalah metode yang berpusat pada anak didik supaya dapat berkembang dalam belajar Al qur’an.
“Jadi metode iqro’ sangat tepat diterapkan pada anak yang memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada setiap siswa atau santri untuk berkembang secara optimal sesuai kemampuan” jelasnya.
Sodiq berharap upgrading mampu meningkatkan kualitas guru dalam penguasaan metode iqo’, sehingga baik guru maupun siswa sama-sama bergembira ketika belajar Al qur’an.
“Belajar dan memahami Al qur’an sebuah kemulyaan sebagai upaya meningkatkan derajat orang-orang muslim yang mencintai kitab sucinya, dan menciptakan generasi qur’ani” ujarnya.
Sementara itu Ketua PDM Kendal, Ikhsan Intizam mengatakan, perlu melakukan update dalam metode pembelajaran Al qur’an di setiap TPQ dan Madin di lingkungan Muhammadiyah.
“Pembaharuan metode Al qur’an diantaranya adalah iqro’, sebuah metode awal pengenalan Al qur’an kepada anak-anak” kata Ikhsan.
Meskipun metode iqro’ untuk anak-anak, tetapi para guru juga mengajar di masyarakat dengan sasaran remaja dan orang-orang dewasa.
Menyingung tentang keberadaan TPQ dan Madin, Ikhsan berharap terdapat kekompakan dan kesamaan di bidang manajemen, kurikulum dan metode pembelajaran sehingga TPQ dan Madin dapat berkembang dengan baik dan maju.
“Namun dari sisi kesejahteraan guru dan ustdaz/ustadzah masih memprihatinkan, maka kami berharap tetap istiqomah” pintanya.
Upgrading guru TPQ dan Madin menghadirkan nara sumber dari Ketua Yayasan Pendidikan Al qur’an Hamas Bayat, Klaten, Azis Cahyo Nugroho.
Dia menjelaskan, terdapat istilah TKQ (Taman Kanak-kanak Al qur’an) dan TPQ (Taman Pendidikan Al qur’an.
“Dua istilah tersebut jenjang pembelajaran Al qur’an untuk anak-anak yang berkesinambungan, yakni anak usia 4 – 6 tahun untuk TKQ dan TPQ untuk anak-anak usia SD, 7 – 12 tahun” kata Cahyo.
Menurutnya, jenjang TKQ dan TPQ memiliki tarjet pokok dan penunjang yang diharapkan dapat tercapai.
“Target pokok anak mampu dan gemar membaca Al qur’an, dan mampu, rajin melaksanakan sholat fardhu. Tarjet penunjang hafal seluruh bacaan al qur’an, hafal 12 do’a keseharian, hafa 12 surat-surat pendek, hafal 6 kelompok ayat pilihan, mampu menulis ayat-ayat al qur’an dan mengetahui dasar-dasar agama, aqidah dan akhlaq” bebernya mengungkapkan. (fur/riz)