SURAKARTA, Suara Muhammadiyah – Peringatan Hari Jadi ke-64, Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) terasa sangat istimewa. Bukan saja ditandai MoA, pembukaan Cabang UMS di Tongmyong University, Busan, Korea tp juga diapresiasi Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).
“Saya berharap UMS mencetak talenta talenta hebat yang aktif memberikan solusi bagi persoalan persoalan masyarakat dan bangsa untuk mempercepat Indonesia maju,” papar Jokowi.
Presiden juga memberikan ucapan selamat atas bertambahnya usia pengabdian UMS terhadap pendidikan di Indonesia.
Menurut Jokowi, di tengah dunia yang disrupsi dan ketidakpastian, kita butuh SDM yang menguasai ilmu, teknologi dan seni untuk mengabdikan diri kepada kemanusiaan, masyarakat, bangsa dan negara.
“Sejalan dengan filosofi pendidikan UMS yaitu Humanisasi, Liberasi dan Transedensi, UMS mampu memenuhi tuntutan tuntutan tersebut.
Rektor UMS, Prof., Dr., Sofyan Anif dalam laporan mengawali pidatonya dengan mengucap rasa syukur karena UMS telah genap berusia-64 tahun.
“Hingga kini, UMS makin mampu menunjukkan eksistensinya, ditandai dengan meningkatnya kepercayaan masyarkat baik dalam negeri maupun luar negeri di berbagai negara,” papar Rektor UMS.
Acara tersebut turut dimeriahkan dengan berbagai tarian luar negeri yang berasal dari Thailand dan Zimbabwe. Dalam kesempatan itu, Prof., Chun Ho Hwan, President Tongmyong University (TU) Republic of Korea menyampaikan orasi Ilmiah dengan mengangkat tema : ‘Gotong Royong for the Future UMS and TU’.
“Saya bahagia datang ke sini untuk mwngikuti Upacara Harijadi UMS ke-64, dan tadi disambut penampilan tarian tadisional dari Thailand,” ungkap Chun Ho
Pada awal presentasinya, dia menjelaskan profil UMS dan Tongmyong University. “Muhammadiyah adalah sejarah panjang yang didirikan oleh KH., Ahmad Dahlan pada tahun 1912 dan hingga saat ini terdapat 92 Universitas Kesehatan dan 220 Universitas salah satunya UMS,” papar Rektor Tongmyong University.
Kemudian, ia menjelaskan kontribusi Indonesia dalam perang Korea. “Indonesia adalah negara paling dermawan di dunia, dapat dilihat dari donasi dan sukarelawan yang terlibat dalam mengatasi persoalan dunia. Spirit inilah yang kemudian melatar belakangi bahwa ‘gotong royong’ mampu mengatasi persoalan yang terjadi,” imbuhnya.
Menurutnya, gotong memiliki arti membawa beban bersama dan royong itu dengan bersama atau secaa komunal. Spirit yang dibawa berbasis ‘Global Education Recovery’.
Kemudian bentuk kerja sama antara TU dan UMS yang dulunya hanya pertukaran pelajar, pertukaran dosen dan program double degree kini menjadi lebih berkembang lagi. Strategi ini terangkum dalam Tongmyong Campus Master untuk melakukan aktivitas pembelajaran. Selain itu beberapa program yang akan dikembangkan berasama antara Tongmyong University dan UMS dengan semangat Gotong Royong.
Setelah orasi ilmiah tersebut kemudian dilanjutkan dengan penandatangan MoA dan tukar mendukar cinderamata antara UMS dan Tongmyong University. (Fika/Lili)