SURAKARTA, Suara Muhammadiyah – Rangkaian agenda Muktamar Muhammadiyah dan Aisyiyah ke-48 juga menyuguhkan peluncuran buku berjudul “Jejak Kebajikan, Cerita Aksi Layanan Lazismu” pada Jumat (18/11) pukul 10.20 WIB hingga selesai. Bertempat di Panggung Utama De Tjolomadoe, kawasan Muktamar Fair, acara ini menghadirkan Hilman Latief (Penasihat Ahli Lazismu), Fauzan Sandiah (Penulis), Puthut Ardianto (Tim Program Ecoprint), dan Elyusra Muallimin (Tim Program Timbang).
Pada pengantar yang diberikan oleh Muarawati Nurmalinda mewakili Badan Pengurus Lazismu Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah menyebutkan bahwa buku ini berisi tentang beragam aksi kebajikan yang dilakukan oleh Lazismu pada kurun waktu beberapa tahun terakhir. Pembuatannya pun berawal dari penggalian cerita sukses dari Lazismu di wilayah dan daerah. Harapannya, berbagai cerita tersebut kemudian dapat menginspirasi kita.
“Akhirnya Lazismu pada hari ini akan meluncurkan sebuah buku Jejak Kebajikan, sebuah kumpulan cerita dari aksi-aksi kebajikan Lazismu, inovasi-inovasi, ijtihad-ijtihad tentang kebajikan berdasarkan kondisi riil di lapangan, sebuah ijtihad kebajikan dari penyaluran dana zakat, infak, dan sedekah yang dipercayakan kepada Lazismu beberapa tahun terakhir. Cukup lama membuat buku ini, dari mulai sebuah ide, kemudian menggali cerita-cerita sukses di wilayah dan daerah, dan akhirnya memastikan ini cerita terbaik sebagai contoh yang bisa kita kembangkan di kemudian hari dan menjadi inspirasi untuk penyaluran dana yang disalurkan kepada kita,” ujar Muarawati.
Hilman Latief selaku Penasihat Ahli Lazismu memberikan pandangannya bahwa ada hal-hal unik yang bisa ditemui dalam buku ini. Bukan menceritakan tentang kebanggaan yang telah dilakukan Lazismu, melainkan kontribusi yang telah diberikan untuk pembangunan. Ia juga berharap agar buku ini dapat menjadi bekal dan mendorong para amil dalam menjalankan berbagai program di Lazismu.
“Buku ini merupakan satu warisan dari sisi yang diimajinasikan oleh Lazismu dan kemudian diimplementasikan dalam tujuh tahun terakhir. InsyaAllah ini menjadi bekal buat aktivis Persyarikatan Muhammadiyah di waktu mendatang khususnya teman-teman yang bergerak di masyarakat. Ada hal unik yang ada di dalam buku ini. Buku ini bukan bercerita tentang kebanggaan apa yang telah kita lakukan, tetapi kita mendefinisikan kontribusi apa yang diberikan oleh Lazismu kepada pembangunan. Mudah-mudahan dengan terbitnya buku ini, kita ke depan semakin baik di dalam mengelola dan mengembangkan program-program, termasuk laporan kepada publik, termasuk publik internasional,” tegas Hilman.
Sementara itu Puthut Ardianto mewakili Tim Program Ecoprint dengan aksi-aksi yang juga berkontribusi di dalam buku ini menerangkan, program ecoprint yang diusung oleh Lazismu memiliki dua hal mendasar yang selaras dengan tujuan SDGs (Sustainable Development Goals) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. “Ecoprint tidak hanya sekadar ecoprint, tetapi ketika kita mengusung ecoprint, paling tidak kita membantu untuk menyukseskan dua tujuan dari SDGs, yaitu tujuan nomor 12, konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab, dan nomor 13, penanganan perubahan iklim. Jadi dua tujuan ini yang menjadi salah satu dasar kenapa kita ingin menyebarkan virus-virus ecoprint. Bapak ibu yang ada di daerah yang memiliki sumber daya alam yang luar biasa bisa memanfaatkannya diolah menjadi sebuah produk dengan nilai jual yang jauh lebih tinggi,” terangnya.
Senada dengan Puthut, Elyusra Muallimin selaku Tim Program Timbang yang menjalankan kerja sama antara Lazismu dan Nasyiatul Aisyiyah (NA) memaparkan, apa yang telah dilakukan oleh pihaknya memiliki tujuan untuk kebajikan, yaitu menekan angka stunting, seperti yang diceritakan dalam buku tersebut. “Proses kami mengurangi stunting di Cianjur cukup panjang. Kami mulai mengedukasi masyarakat yang tadinya tidak terlalu tertarik untuk datang ke posyandu, tidak terlalu tertarik untuk pemeriksaan keadaan anaknya, dan juga kondisi angka kekurangan gizi cukup tinggi. Karena stunting ini merupakan tanggung jawab bersama, kami hadir di sini sebagai organisasi masyarakat yang didukung oleh Lazismu,” paparnya.
Sebagai penutup, penulis dari buku ini, Fauzan Sandiah menuturkan, buku ini merupakan persembahan bagi Amil Lazismu yang ada di seluruh Indonesia. Apa yang disajikan di dalam buku ini merupakan cerminan kerja Amil Lazismu dalam membantu umat. “Buku ini ditulis memakan waktu hampir lima bulan. Buku ini adalah persembahan dan juga hadiah untuk seluruh teman-teman Amil Lazismu seluruh Indonesia karena buku ini ditulis dan didedikasikan untuk merekam proses kreatif yang dilakukan oleh teman-teman Lazismu dan kegelisahan mereka untuk menjawab berbagai persoalan terkait dengan pengentasan kemiskinan, kebencanaan dan mitigasi, lingkungan hidup, pendidikan, sosial, dan masih banyak lagi,” tuturnya.
Pada akhir acara, lima buah buku dibagikan kepada para hadirin yang menyaksikan acara ini. Untuk pemesanan dapat melalui tautan bit.ly/PesanBukuLazismu atau datang ke stand Lazismu di Zona 1 No.24-25 Muktamar Fair yang berlangsung di De’ Tjolomadoe Cultural & Exhibition Center Karanganyar. (Riz)