Kado Spesial Buat Istriku 

Keluarga Sakinah

Ilustrasi Keluarga Sakinah Dok SM

Kado Spesial Buat Istriku 

Oleh: Alif Sarifudin

Para pembaca yang budiman! Pada tulisan kali  ini, penulis akan menyampaikan kisah inspiratif yang mudah-mudahan menjadi semangat kita dalam berjihad di sisa-sisa umur kita. Hidup ini adalah perjuangan. Perjuangan yang tidak lama tapi menentukan untuk kehidupan selanjutnya di akhirat. Hidup ini hanyalah mimpi seperti dalam tidur. Kadang ada yang bermimpi indah, kadang ada yang bermimpi buruk, bahkan ada yang bermimpi buruk dan berakhir indah atau husnul khotimah dan ada yang bermimpi indah tapi berakhir dengan tragis itulah su’ul khotimah.

Kisah itu seperti Matahari dengan Sinarnya

Sudah dua puluh tujuh tahun, istriku menemani dalam mimpiku

Tahun 1995 hinggga tahun 2022

Kini di hari lahirnya, 24 Desember kupersembahkan kado spesial

Menguntai bahagia setiap saat kini terhenti sesaat karena perpisahan

Karena ikatan iman, walau raga berpisah, kita Semakin dekat dengan keabadian

Kini kau telah meninggalkanku, tepatnya pada hari Rabu, 16 September 2022

Sebelum berpisah di pagi hari saat itu, aku akan berangkat tugas,

kau memintaku untuk disayang terakhir kali

Untuk terakhir kali….

Di depan anak kita, kau minta disayang sebagai tanda perpisahan

 

Para pembaca yang budiman, ingin rasanya kita terus bersama saudara sesama Iman melalui tulisan-tulisan dalam dakwah. Bisa terus berbagi dengan apa yang kita miliki. Saat sedih, kita tetap ingin dekat dan terus bersama hingga bisa bercerita tentang tingginya gunung, indahnya laut, dan kerlap-kerlipnya bintang ciptaan Alloh sebagai ayat-ayatNya.

Kini walau sepi, terasa ramai karena bersatunya doa-doa kita menembus  tujuh petala langit sampai Sidrotul Muntaha. Setinggitingginya ombak suatu saat akan melandai dan menerpa dataran laut yang tenang bersama mengukir asa.

Kini walaupun raga tak bersua, dengan  kasih sesama orang yang beriman  terasa dekat seperti matahari dengan sinarnya. Dekat seperti malam dengan gelap, Seperti siang dengan terang, Seperti api dengan panas, Seperti es dengan dingin. Kata-kata ini kusampaikan sebagai pelepas rindu kala hati semakin sendu, Menangis saat melihat tetangga tak bisa  makan tiga kali sehari, Terus merana, saat banyak buruh di-PHK, Sementara di sekitarnya ada pejabat dengan sombongnya memamerkan jasanya, harta hasil transaksi haramnya, bahkan asyik ma’syuk dengan para pengkhianat bangsa

Teringat Khadijah binti Khuwailid’: Pemimpin Kaum Wanita Seluruh Alam, Ahli surga, dan Wanita yang mendapat salam dari Alloh dan Malaikat Jibril terus menginspirasi kita agar mempunyai sedikit titik yang dicontohkan oleh Khadijah, sang pemimpin wanita di surga.

Khodijah itu satu dari empat wanita pilihan yang menjadi teladan dalam kehidupan muslimah. Keempatnya dijanjikan surga sesuai hadits yang disampaikan Ad-Dzahabi.

سَيِّدَاتُ نِسَاءِ أَهْلِ الْجَنَّةِ أَرْبَعٌ: مَرْيَمُ بِنْتُ عِمْرَانَ، وَفَاطِمَةُ بِنْتُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَخَدِيجَةُ بِنْتُ خُوَيْلِدٍ، وَآسِيَةُ

Artinya: “Pemuka wanita ahli surga ada empat: Maryam bintu Imran, Fatimah bintu Rasulillah shallallahu ‘alaihi wa sallam, Khadijah bintu Khuwailid, dan Asiyah.” (HR Muslim).

Tujuh keutamaan besar Khadijah, Sang teladan wanita dunia dan pemimpin di Surga

  1. Orang pertama yang sholat bersama Rasululloh. (Pagi 2 rokaat dan Sore 2 rokaat), Orang pertama beriman kepada Alloh dan Rosululloh.
  2. Orang pertama yang memberi anak untuk Rasululloh.

(Abdullah. Qosim. Zainab binti Muhammad. Ruqoyyah. Ummu Kultsum. Fatimah az-Zahra)

  1. Orang pertama di antara istri Rasul yang diberi kabar gembira surga. Khadijah diberi kabar gembira sebuah rumah di surga dari mutiara cekung, tiada kegaduhan dan tiada keletihan di dalamnya
  2. Orang pertama yang mendapat salam dari Alloh.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah, Ia berkata, “Jibril datang kepada Rasululloh, lalu berkata, Wahai Rasululloh, Khadijah akan datang membawa wadah berisi makanan, lauk, minuman. Jika dia sudah tiba nanti, sampaikan salam Robbnya kepadanya, juga diriku.

  1. Wanita SHIDDIQ pertama di antara para mukmin wanita.
  2. Istri Nabi yang lebih dulu meninggal dunia
  3. Kuburan yang pertama disinggahi Nabi adalah kuburannya di Mekah.

Begitu mulianya Khadijah, sehingga Rasululloh tidak bisa melupakan kesetiaannya. Sampai-sampai  satu-satunya wanita yang dicemburui oleh Aisyah adalah Khadijah Al Khuwailid. Walaupun Aisyah tidak bertemu Khadijah, tentu cemburunya karena sangat cintanya pada Rasululloh

Setelah Islam bertahan di Mekkah selama 10 tahun, tiba-tiba Rasululloh dirundung ujian kematian sang istri yang selama ini menyertai berdakwah. Kesedihan berlanjut dengan kematian pamannya Abu Thalib walaupun ia masih musyrik tapi jasanya besar dalam mengamankan dakwah Rasululloh. Khadijah wanita setia menyayangi kala suami resah.

Ia adalah angin sepoi kesejahteraan, Ia yang menyiapkan dan mengantarkan makanan naik turun gunung saat perenungan suaminya di gua hiro

Khadijah wafat dalam usia 64 tahun.

Salah satu bukti menawan kesetiaan nabi adalah saat perang Badar. Kala itu Abu Ash bin Rabi suami Zainab (putri Rasululloh) ditawan. Zainab kemudian mengirim tebusan untuk sang suami. Tebusannya adalah kalung pemberan Khadijah, Ibunya di malam pernikahannya. Saat melihatnya Rasululloh sangat tersentuh dan teringat istri beliau yang diberkahi dan setia. Beliau berkata kepada sahabat, Jika menurut kalian perlu untuk membebaskan tawanannya dan mengembalikan kalungnya, maka lakukanlah

Akhirnya para sahabat menuruti Rasululloh yang tergerak memori terhadap istri beliau sekitar 3 tahun silam.

Setelah menemaniku dalam dakwah selama 27 tahun hingga kini berdirilah Pondok Pesantren Subulussalam  berkat tangan dingin istriku dan jamaah. Dukungan utama istriku yang telah mengabdi cukup lama sebagai tenaga honorer di SMP Muhammadiyah 2 Kota Tegal dan di  MTsN Kota Tegal yang sempat menjadi guru honorer te;ah memberi warna dalam perjuangan dakwahku. Istriku pulang dalam kondisi tenang tepat di pangkuanku menjelang shalat Dzuhur. Aku talkin berkalikali hingga kau menghembuskan nafas yang terakhir dengan senyum. Kau ahli silaturahmi, pemikul beban orang lain yang susah, pemberi orang yang miskin, penjamu tamu serta penolong orang yang menegakkan kebenaran.

Keistimewaan istriku terlihat saat aku pulang dari dakwah dan aktif di persyarikatan, serta tugas mengajar sehari-hari selalu menanti dengan setia. Hajjah Erlina, panggilan akrabnya wafat 55 tahun kurang satu bulan. Perjuangan untuk membahagiakan suami dan anak-anak tak pernah berhenti walaupun sakit di badan. Kau  pernah bercita-cita untuk putri kita sebagai tanda hadiah yang telah menyelesaikan hafalan Al-Quran dengan sempurna 30 Juz.

Kado spesial kupersembahkan di saat  kau memotivasiku agar segera menyelesaikan pelunasan tanah untuk perluasan Pondok Pesantren seharga 500 jutaan. Tepat pada hari Jumat, 16 November 2022, satu bulan setelah wafatmu, cita-cita kita terlaksana. Sebelumnya, kaupun telah menyisihkan sebagian tanahmya untuk diwakafkan dan kini telah berdiri megah PPTQ Subulussalam putri. Istriku  kembali menegaskan kesetiaan pada perjuangan dakwah dan pendidikan. Kau meninggal tepat di pangkuanku teringat seperti Khadijah yang meninggal di pangkuan Rasulullah SAW.

Meski tantangan dalam dakwah semakin besar, kau telah memberi inspirasi agar jangan lemah dan tetap tegar menghadapi ujian hidup dan dakwah. Kau rela menderita dan  ikhlas menyertaiku dari serba kekurangan hingga keberkahan terus menghibur kita saat suasana genting sekalipun. Kau tak ingin hidup mewah, kau habiskan hartanya, usianya, bahkan tetesan air mata yang sudah kering untuk mendukung perjuangan suaminya.

Renungan lembut, yang keluar dari Hajjah Erlina untuk suami tercinta dan perjuangan dakwah:

  1. Kau menyambung tali kekeluargaan
  2. Kau jujur bertutur kata.
  3. Kau menanggung beban.
  4. Kau membantu orang miskin.
  5. Kau menjamu tamu.
  6. Kau membantu orang kesusahan.
  7. Kau pendamping setia hingga akhir masa.
  8. Kau taat pada suami
  9. Kau penghibur sejati

Kalau Khadijah bersama Sang Kekasih, Rasulullah hampir seperempàt abad lamanya menguntai kasih. Ia menyertai sholat bersama Rosululloh yang saat itu dua rokaat pada pagi hari dan dua rokaat sore  hari sebelum perintah sholat 5 waktu. Kau menemaniku selama 27 tahun dan kala malam kau terus menyertai dalam shalat malam kita.

Tanggal 29 bulan Maret  tahun 2004, kau telah meneteskan air mata melepas kepergian anak pertama kita, Azkia Nasher El-Ghizari dalam usia 9 tahun. Kau juga meneteskan air mata yang kedua setelah anak kita yang keempat, Nida Haifa An-Nazihah  wafat di usia yang ke13 tahun pada tanggal 4 bulan Maret 2018. Kini kau telah meninggalkanku bersama dua anak buah hati pelanjut perjuangan kita. Kau telah menyusul anak pertama dan keempat. Sementara aku terus sedang berjuang untuk menyusulmu bersama anak kedua dan ketiga. Semoga kisah ini memberi ibrah dan hikmah bahwa Allah adalah segala-galanya. Selamat jalan istriku, In sya Allah kita akan bertemu di tempat penuh kenikmatan bersama para ahlul Quran yang kita cita-citakan. Semoga kado spesial akan berkah untuk ummat. Nashrun Miallah Wa Fathun Qorieb.

Alif Sarifudin, Ketua PDM Kota Tegal.

Exit mobile version