SURAKARTA, Suara Muhammadiyah – Program Doktor Pendidikan Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) mengukuhkan dua doktor baru di Gedung Pascasarjana UMS, Rabu, (18/1)
Dua doktor baru tersebut adalah Immawan Nurdin dan Ayub Heri Santoso. Immawan Nurdin lulus dari program doktor UMS melalui jalur publikasi jurnal internasional Scopus, sedangkan Ayub Heri Santoso lulus melalui sidang terbuka.
Pada sidang terbuka, Ayub Heri Santoso memaparkan penelitiannya mengenai manajemen pendidikan dengan judul “Manajemen Pendidikan Kewirausahaan di MAN 2 Kulon Progo dan SMKN 1 Purworejo Tahun Pelajaran 2021/2022”.
Ayub Heri Santoso menyampaikan bahwa penelitian yang telah dikerjakan selama satu tahun itu bisa menjadi inspirasi bagi madrasah lain.
“Hasil penelitian kami ini nanti bisa dikembangkan di madrasah lain, bagaimana pentingnya madrasah aliyah plus keterampilan ini, didahului dengan satu jurusan ke jurusan,” jelasnya.
Dalam ujian terbuka ini, Prof., Dr., Bambang Setiaji selaku penguji menanyakan pentingnya pendidikan kewirausahaan di madrasah kepada Promovendus Ayub.
“Pendidikan keterampilan ini menjadi penting. Mengapa penting? Sekarang ini banyak pengangguran terpelajar, makanya kami terinspirasi bagaimana siswa-siswa madrasah yang 70% itu diberi bekal, paling tidak ilmu keterampilan pertama,” jelas Ayub.
Ayub Heri Santoso merupakan doktor ke 19 dari Program Doktor Pendidikan Agama Islam UMS dan lulus dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) sebesar 3.68. Sedangkan Immawan Nurdin menjadi lulusan yang ke 20, lulus dengan IPK 3.73 dan mendapatkan predikat sangat memuaskan.
Disertasi yang menghantarkan Immawan Nurdin meraih gelar doktor berjudul “Manajemen Pendidikan Karakter dalam Program Layanan Khusus (Studi Kasus di Pondok Pesantren Modern Islam Assalam Surakarta)”.
Rektor UMS Prof., Dr., Sofyan Anif, M.Si mengingatkan tanggung jawab seorang alumni dan berharap adanya kontribusi dari ke duanya untuk kemajuan UMS.
“Satu hal yang perlu diingat bahwa kemajuan sebuah perguruan tinggi atau menjadi berkembang terus atau menjadi dinamis manakala alumninya punya kontribusi,” papar Prof Anif.
Ko Promotor dari Dr. Ayub Heri Santoso, Prof., Dr., Waston, M.Hum juga mengatakan bahwa Indonesia adalah medan laboratorium yang sangat indah untuk diteliti, sehingga menurutnya masih sangat luas untuk diadopsi oleh seorang doktor. (Maysali/Riz)