Dukung Terwujudnya Kampung Keluarga Berkualitas, Dosen UAD Lakukan Pengabdian
GUNUNG KIDUL, Suara Muhammadiyah – Dusun Karangmiri, Mulusan, Gunung Kidul menjadi target terwujudnya kampung keluarga berkualitas. Guna mencapai tujuan tersebut, Mahrus Lutfi Adi Kurniawan, Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UAD melakukan pengabdian masyarakat, Selasa (21/2).
Kampung keluarga berkualitas didefinisikan sebagai penyelenggaraan dan penguatan pemberdayaan institusi keluarga dalam seluruh dimensinya. Transisi menjadi kampung keluarga berkualitas melibatkan berbagai unsur, selain masyarakat dan kepala dukuh juga melibatkan pegawai kelurahan, puskesmas dan pihak BKKBN.
Dusun Karangmiri merupakan padukuhan dengan jumlah penduduk dan area yang besar, jumlah balitanya paling banyak di antara padukuhan yang lain di Mulusan. Di samping itu bahwa dukuh Karangmiri juga merupakan satu-satunya padukuhan yang memiliki rumah data di Kabupaten Gunung Kidul serta berpotensi dalam peningkatan kualitas Sumber Daya Manusianya.
Konsep dalam kampung berkualitas harus memiliki basis data terpadu, adapun rumah data yang digagas oleh padukuhan sudah berjalan tiga tahun, dan setiap tahunnya dilakukan pembaharuan. Pembaharuan data penduduk didampingi oleh pihak BKKBN kabupaten untuk mengidentifikasi kondisi keluarga. Tujuan dari basis data ini ialah untuk memetakan kondisi wilayah, kondisi permasalahan yang paling urgent diambil solusinya, serta potensi yang dapat dimaksimalkan.
Selain basis data, kegiatan pengabdian menekankan pada pentingnya perubahan perilaku masyarakat, antara lain bijak dalam mengelola sampah rumah tangga. Sedangkan bagi penggerak kampung keluarga berkualitas adalah terkait pendampingan pelayanan pada keluarga dengan resiko terjadi stunting dan layanan akses pendidikan. Selain itu juga terdapat pokja (kelompok kerja) yang mengawasi dan melaporkan setiap kegiatan, melakukan penataan lingkungan, peningkatan terhadap akses air bersih serta sanitasi dasar.
Perubahan perilaku masyarakat dalam mengelola sampah yang baik dapat mengurangi dampak buruk bagi masyarakat, mulai dari kesehatan, lingkungan dan sosial ekonomi. Selain itu penggerak kampung keluarga berkualitas dapat menangani dengan cepat terhadap balita yang beresiko stunting. (D).