SURAKARTA, Suara Muhammadiyah – Usai meluncurkan buku barunya yang berjudul , Nia Ramadhani Bakrie bersama dengan Prof. Taufik, S.Psi., M.Si., Ph.D mengadakan bedah buku “Cerita Ade” di Gedung Auditorium Mohammad Djazman Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Kamis (9/3).
Pada kesempatan itu, Nia Ramadhani bercerita bahwa psikolognya pernah berpesan untuk tidak perlu memikirkan feedback yang diberikan orang lain terhadap dirinya.
“Penerimaan kalian atau kebahagiaan kalian itu bukan tanggung jawab saya. Ingat, yang bisa kita kontrol yang bisa kita jalani adalah diri kita sendiri. Yang bisa kita kontrol adalah perasaan yang ada di diri kita. Kita mau seperti apa, orang lain suka atau engga, ngga bisa bisa kalian kontrol. Jangan pernah pusingin tentang bagaimana tanggapan orang lain pada kita,” pesan Nia kepada para mahasiswa.
Bersama dengan Prof Taufik yang merupakan Guru Besar di bidang Psikologi, kisah dari buku tersebut dibedah dan terlihat bahwa sosok dalam Ade mengalami kekosongan jiwa.
Taufik yang juga Dekan Psikologi UMS mengatakan dalam jiwa terdapat beberapa lapisan yaitu sensing, reasoning, emphaty, dan spiritual.
“Orang yang sehat sampai tataran spiritual, sebaliknya, jiwa akan kosong ketika spiritualnya hilang, emphaty hilang, reasoning nya hilang. Maka akan timbul kekosongan jiwa. Yang ada hanya lah sensing yang mengisi jiwa yang kosong,” jelas Prof Taufik.
Menurutnya, dalam sosok Ade, yang kosong adalah spiritual. Sedangkan spiritual adalah keyakinan terhadap Allah SWT dan kehidupan setelah kematian.
Dalam membedah buku tersebut, Prof Taufik bahkan menggaris bawahi lapisan jiwa yang kosong dalam buku tersebut, hanya ditemukan beberapa kata yang menandakan adanya hubungan spiritual.
Ketika memasuki sesi tanya jawab, saat salah satu mahasiswa bertanya kepada Nia, bagaimana menghadapi kenyataan saat dipandang remeh, dan jawaban Nia Ramadhani adalah menjadikan pandangan rendah tersebut sebagai penyemangat, meskipun hal itu tergantung pada karakter masing-masing individu.
Pada kesempatan lain, Prof Taufik mengatakan bahwa mental health memiliki dampak yang besar dan tidak hanya menyasar pada remaja.
“Kesehatan mental dibutuhkan oleh siapa saja sebenarnya, tidak hanya generasi muda. Cuma generasi muda itu ada pada masa yang transisi, masa dari anak-anak menuju masa dewasa. Itu masa yang membuat orang seringkali tanpa ada arus yang jelas, tanpa ada arahan yang jelas, itu membuat orang bisa kehilangan,” terangnya.
Di depan awak media, Nia Ramadhani juga menyempatkan untuk menyapa dan menceritakan sedikit pada saat dia menjalani masa rehabilitasinya.
“Waktu rehabilitasi memang diajarkan beberapa cara atau metode untuk meringankan diri kita. Kalau kita belum mendapatkan tempat yang aman untuk bercerita, kita paling bisa menghibur pada diri kita sendiri dengan menulis, dengan menggambar,” ungkap Nia.
Dia juga berharap melalui karya tulisannya itu, para pembaca bisa menomorsatukan dirinya terlebih dahulu.
Bukunya yang menceritakan tentang perjalanan hidup Nia, mendapatkan antusiasme yang sangat tinggi. Dalam seminar dan bedah buku ini terlihat kursi yang disediakan terisi penuh bahkan hingga beberapa peserta harus mengikuti sesi bedah buku di luar ruangan. (Maysali)