Klinik Muhammadiyah Modo, Berawal Urunan Menggaji Dokter dan Karyawan
Oleh: Fathurrahim Syuhadi
Modo merupakan sebuah kecamatan di Kabupaten Lamongan. Kecamatan Modo terletak lebih kurang 40 Km dari ibu kota kabupaten Lamongan dan 93 km dari Surabaya, ibu kota provinsi Jawa Timur. Kecamatan ini terdiri dari 17 desa, 78 dusun, 275 Rukun Tetangga (RT) dan 137 Rukun Warga (RW).
Kecamatan Modo memiliki wilayah seluas 77,58 Km2 dengan batas-bats wilayah sebagai berikut Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Babat, Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Kedungpring, Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Bluluk dan Kecamatan Ngimbang, Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Bluluk dan Kecamatan Kepohbaru Kabupaten Bojonegoro
Kecamatan Modo terdiri dari desa desa sebagai berikut Jatipayak, Jegreg,Kacangan, Kedunglerep, Kedungpengaron, Kedungrejo, Kedungwaras, Medalem, Mojorejo, Nguwok,Pule, Sambangrejo, Sambungrejo, Sidodowo, Sidomulyo, Sumberagung, Yungyang
Sebagian besar penduduk kecamatan Modo adalah bertani. Para petani kecamatan Modo banyak yang memanfaatkan hutan sebagai lahan pertanian. Wilayah selatan Modo diapit oleh kawasan hutan jati milik Perum Perhutani yang masuk dalam pengelolaan Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Mojokerto
Muhammadiyah Modo Resmi Berdiri
Pengesahan pendirian organisasi Muhammadiyah Kecamatan Modo berdasarkan Surat Keputusan Pimpinan Pusat Muhammadiyah nomor M.125/C.09/90 tertanggal 10 April 1990. Ranting-ranting yang telah berdiri dan ber-SK adalah Kedungpengaron, Jatipayak, Sumberagung, Kedungwaras, Kampakjegrek, Medalem, Pule, Sidodowo, Mojorejo, Yungyang, dan Kedunglerep
Paham Muhammadiyah sudah mulai menyebar di beberapa titik di Kecamatan Modo, sejak 1930 yang bersumber dari Desa Jatipayak dan berkembang di Desa sekitarnya seperti Desa Kedungwaras, Desa Kedungpengaron, Desa Sumberagung, Medalem, Jegreg, dan Mojorejo. Pada tahun 1958 yang pelopori H. Safuan di desa Jatipayak, Tamat Sardi kades Kedunglerep dan K. Sufa’at di desa Medalem gerakan Muhammadiyah di Kecamatan Modo nampak bergeliat.
Pada tahun 1965 atas inisiatif beberapa orang tokoh sepakat membentuk Pimpinan Muhammadiyah Cabang Modo. Walaupun saat itu belum mendapatkan surat pengesahan
Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah Modo dari waktu ke waktu sebagai berikut
Periode 1960-1980 sebagai Ketua Kiai Sufaat, Periode 1980-1985 dan 1985-1990 sebagai Ketua Muhammad Sayyid Hambali, Periode 1990-1995 sebagai Ketua H. Ali Fikri, Periode 2000-2005 dan 2005-2010 sebagai Ketua Drs. Shodikin, Periode 2010-2015 sebagai Ketua H. Abdul Aziz, M.Ag, Periode 2015-2022 sebagai Ketua Drs. Ali Shodiqin
Pimpinan Cabang Muhammadiyah Modo memiliki 24 Ranting yaitu Kedungwaras, Jegreg, Pulo, Jatipayak Utara, Jatipayak Selatan, Sumberejo, Sumberwungu, Trongglonggong, Mojorejo Timur, Mojorejo Utara, Mojorejo Barat, Medalem Timur, Medalem Barat, Kedunglerep, Sidolegi, Kedungrejo, Sidodowo, Pule, Yungyang, Lebak, Banjaringas, Sambangrejo, Sidomulyo, dan Pulorejo.
Dari sejumlah Ranting tersebut memiliki dinamika yang berbeda. Ada juga yang belum mengelola amal usaha, diantaranya Kedungrejo dan Sidomulyo. Ranting Sidodowo sudah mulai proses pembangunan masjid sebagai pusat dakwah.
Sejarah Berdirinya Klinik Pratama Muhammadiyah Modo
Klinik Pratama Muhammadiyah Modo berdiri pada saat kepemimpinan H. Ali Fikri sebagai ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah Modo periode 1990-1995 dengan nama Balai Pengobatan (BP) Muhammadiyah Modo. Pada awalnya Balai Pengobatan Muhammadiyah Modo menempati sebuah rumah yang difungsikan sebagai klinik di dekat pasar dan masjid Mojorejo Modo. Pada tahun 2013-2014 gedung lama dirobohkan dan dibangun gedung klinik berlantai 3.
Tepatnya bulan April 1994 atas inisiatif H. Ali Fikri berkeinginan mendirikan Balai Pengobatan (BP) Muhammadiyah Modo. Gagasan itu diterima dan disetujui oleh Pimpinan Cabang Muhammadiyah Modo seperti H. Hanafi, H Kastoer dan H. Mardjito. Kemudian M. Rofiq segera memproses izin oeprasional Balai Pengobatan Muhammadiyah Modo
Urunan Menggaji Dokter dan Karyawan
Pada periode awal pendirian dan perjalanan Balai Pengobatan Muhammadiyah Modo hanya menerima layanan rawat jalan. Untuk menopang biaya operasional Balai Pengobatan Muhammadiyah Modo para pengurus urunan untuk menggaji dokter dan karyawan. Hal ini berlangsung sampai 3 tahun. Ditahun keempat kondisi keuangan mulai berangusr membaik, minimal cukup untuk operasional dan gaji.
Adapun dokter jaga yang pernah bertugas di Balai Pengobatan Muhammadiyah Modo pada kurun waktu 1994-2000, yaitu dr Musa dan dr Parto pratek selama satu tahun, dr Tri selama enam bulan dan dr Feri selama 6 tahun. Sudah lebih dari 10 kali, sejak berdiri hingga sekarang dokter berkali kali ganti. Hal ini disebabkan dokter tersebut pindah tugas, ada juga yang diterima menjadi PNS, dan ada yang ditarik di rumah sakit induk di awal bekerja.
Pada tahun 2000-2003 Balai Pengobatan Muhammadiyah Modo mengalami kekosongan dokter dan hanya dijaga oleh perawat dan satu orang tenaga administrasi. Kondisi ini berlangsung selama 3 tahun.. Lalu Mardjito segera melakukan langkah cepat, diantaranya memproses izin operasional terbaru.
Berubah Nama dan Ujian Wabah Covid 19
Sesuai regulasi Kementerian Kesehatan RI, akhir tahun 2000 Balai Pengobatan Muhammadiyah Modo berubah nama menjadi Balai Kesehatan (BP) dan Rumah Balai Kesehatan Muhammadiyah.. Tahun 2018 ada perubahan nomenklatur menjadi Klinik Pratama Muhammadiyah Modo.
Pada saat terjadi wabah Covid 19 Klinik Pratama Muhammadiyah Modo mengalami kemerosotan, bahkan selama dua tahun 2020 hanya buka 10 jam. Tahun 2021 tutup total. Hal ini menyebabkan keuangan mengalami defisit. Baru pada tahun 2022 Klinik Pratama Muhammadiyah Modo mulai dibuka 24 jam, itupun masih belum stabil.
Pada tanggal 23 Desember 2022 hari bersejarah bagi perkembangan Klinik Pratama Muhammadiyah Modo, dengan dibukanya praktek di tempat baru di dusun Gowa Desa Yungyang. Gedung baru ini dibangun mulai tahun 2017 atas subsidi dana dari Pimpinan Daerah Muhammadiyah Lamongan sebesar 300 juta. Sedangkan pembangunan gedung ini menghabiskan dana 900 juta
Kepengurusan Klinik Pratama Muhammadiyah Modo
Pengurus Klinik Muhammadiyah Modo periode pertama tahun 1994-2000 terdiri dari Penasehat H. Ali Fikri, H. Kastoer, dan Drs. Shodikin. Sebagai pengurus Klinik Muhammadiyah Modo yaitu Ketua H Suwignyo, Sekretaris Muhammad Rofik, Bendahara H. Hanafi dengan anggoya anggota Hmardjito, Khoirumbi dan H. Suyoto
Sebagai Penanggungjawab Klinik Muhammadiyah Modo yaitu dr. Sri dibantu dr. Eka, dr. Lis, dr. Dian, dr. Prayudi. Sedangkan adminnya Sofi dan cleaning servic Seno.
Periode 2010-2015 Pengurus Klinik Muhammadiyah Modo terdiri dai Ketua Drs. Ruslan MPd, Sekretaris M. Achir Gembong Tri Loko SPd, Anggota anggota H. Mardjito, Margono, Imam muharrom SP,
Pengurus Klinik Muhammadiyah Modo periode 2015-2020 sebagai Ketua M. Achir Gembong Tri Loko SPd, Sekretaris Ahmad Zainuddin Irsyadi, H. Mardjito, H. Hanafi, H. Lukman
Visi, Misi, Moto dan Budaya Kerja
Visi Klinik Pratama Muhammadiyah Modo yaitu memberikan pelayan prima yang Islam terhadap pasien
Sedangkan Misi Klinik Pratama Muhammadiyah Modo sebagai berikut mewujudkan pelayanan secara santun, menyediakan fasilitas yang mewadai, membantu pelayanan kesehatan masyarakat, menanamkan hidup sehat kepada masyarakat, melaksanakan promotif dengan cara sanitasi dan memberikan pelayanan gizi yang cukup terhadap pasien
Klinik Pratama Muhammadiyah Modo mempunyai motto melayani pasien dengan santun. Sedangkan budaya kerja adalah menciptakan kedisplinan, kejujuran dan loyalitas
Sumberdaya Insani Klinik Pratama Muhammadiyah Modo
Sumber Daya Insani Klinik Pratama Muhammadiyah Modo pada saat ini sebanyak 13 orang terdiri dari dokter penanggung jawab Klinik, dokter umum, perawat, bidan, analis, sopir ambulan, administrasi dan kebersihan
Saat ini, Klinik Pratama Muhammadiyah Modo di bawah pimpinan dr Judi Hari Wibowosebagai dokter penangung jawab.
Klinik Pratama Muhammadiyah Modo saat ini membuka layanan medis dan konsultasi terkait dengan kesehatan masyarakat.
Fathurrahim Sytuhadi, Ketua MPK PDM Lamongan