Sekolah Pascasarjana UMS Selenggarakan Seminar Interdisicplinary

Kiat dalam Menembus Jurnal Internasional dan Menulis Buku

Sekolah Pascasarjana UMS Selenggarakan Seminar Interdisicplinary

SURAKARTA, Suara Muhammadiyah – Sekolah Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) menyelenggarakan Seminar Interdisciplinary Sharing, Kamis (13/4) di Ruang Seminar Pascasarjana UMS dan disiarkan secara langsung di saluran Youtube TvUMS.

Pada seminar ini, Sekolah Pascasarjana UMS menghadirkan Dr., Ubaidillah, S.T., M.Sc., Ph.D., dan Direktur Penerbitan CV Andi Offset Yogyakarta Joko Irawan Mumpuni, yang menurut Direktur Sekolah Pascasarjana UMS M. Farid Wajdi, SE, MM., Ph.D, mereka berdua adalah narasumber yang kompeten di bidang publikasi.

“Kepada Dr., Ubaidillah dan Joko Irawan Mumpuni, ke duanya kompeten dalam tulis menulis. Yang satu, Doktor Ubaidillah ini kompeten dalam menulis di jurnal yang menjadi tantangan kita semua,” ungkap Farid Wajdi.

Farid berharap mahasiswa Sekolah Pascasarjana UMS dan para dosen yang hadir dapat mengoptimalkan pertemuan ini dan bertanya kepada para narasumber yang kompeten.

Seminar interdispliner yang merupakan kegiatan rutin dari Sekolah Pascasarjana UMS, kali ini membahas strategi menulis dan menembus publikasi ilmiah pada jurnal internasional, juga membahas kiat sukses menulis dan menerbitkan buku.

Ubaidillah yang merupakan dosen di Universitas Sebelas Maret (UNS), telah mempublikasikan karya tulisnya sebanyak 223 dengan H Index Scopus 26. Dalam seminar tersebut, Ubaidillah membagikan enam hal yang harus dilakukan sebelum menulis paper.

Enam hal tersebut adalah alasan penulis ingin menerbitkan dan apakah tulisan tersebut dapat diterbitkan, tentukan jenis naskah yang ditulis, tentukan target jurnal, memerhatikan persayaratan jurnal, memerhatikan struktur paper, dan pahami etika publikasi agar terhindar dari pelanggaran.

Dia juga menerangkan bahwa tujuan dari karya ilmiah adalah untuk mengkomunikasikan temuan penelitian.

“Tujuannya untuk apa? Ini kata kuncinya. Mengkomunikasikan dan memberikan bukti. Mengkomunikasikan dari apa yang kita temukan dan memberikan bukti. Maka jangan sekali-sekali membuat analisis di artikel itu hanya prasangka belaka,” tegas Ubaidillah.

Sedangkan, Joko Irawan Mumpuni dari penerbitan Andi Offset menyarankan agar para akademisi menulis buku yang tidak terdampak pandemi Covid-19. Disebutkan terdapat 100 bidang baru yang muncul setelah pandemi, dan diperlukan pendidikan untuk mengembangkan hal tersebut. “Maka nulislah buku-buku yang tidak tergeser karena pandemi,” sarannya. (Maysali)

Exit mobile version