SUKOHARJO, Suara Muhammadiyah – Tim Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) mengadakan Pengabdian Masyarakat (Pengmas) melalui skema P2AD dengan Penguatan Kapasitas Guru (Teacher Agency) SMP dan MTS Sukoharjo Melalui Pelatihan Pengajaran Reflektif.
Tim pengabdian terdiri dari dosen FKIP UMS dan mahasiswa yang diketuai, Mauly Halwat Hikmat, S.Pd., M.Hum., Ph.D. Anggota tim lainnya, Aryati Prasetyarini, S.Pd., M.Pd., Nurhidayat, S.Pd., M.Pd., Agus Wijayanto, M.A., Ph.D., dan Dr. mujazin, S.Pd., M.A., Friendly Lucianna P, Lina Camelia, Miftah Alfitri, Fildzah tita, serta Auliya Nur Fajri.
Ketua Pengmas, Mauly Halwat Hikmat, menyampaikan beberapa analisis situasi yang terjadi pada guru saat ini, baik secara umum maupun khusus.
“Berdasarkan pengamatan kami, pemahaman guru tentang pentingnya refleksi bagi guru dalam pembelajaran relatif kurang, demikian pula praktik refleksi jarang dilakukan secara terstruktur. Refleksi yang dilakukan seringkali tidak berkesinambungan,” paparnya, Minggu, (7/5).
Menurut dia, kepekaan guru terhadap identifikasi masalah dan penerapan solusi seringkali terjebak pada praktik dan pelaporan Penelitian Tindakan kelas yang umumnya hanya berhenti sebagai syarat administratif.
“Karena itu, pengabdian ini memiliki tujuan untuk meningkatkan kesadaran guru tentang pentingnya melakukan refleksi diri, meningkatkan kapasitas guru dalam melakukan refleksi kritis, dan meningkatkan self-agency guru sehingga menjadi guru yang mandiri dalam mengembangkan diri dan professional,” tegas Mauly.
Pengabdian ini, lanjutnya, direncanakan dalan 2 tahun. Tahun pertama yaitu penguatan kemampuan refleksi diri dan tahun ke dua adalah penguatan guru terhadap pengetahuan dan keterampilan dalam menentukan strategi pembelajaran yang tepat dan asesmen yang outentik.
“Guru mengidentifikasi permasalahan yang ditemukan di kelas. Berdasarkan hal tersebut, mereka diharapkan mampu menyusun rencana tindak lanjut yang sesuai dengan akar permasalahan. Dalam penyusunan rencana tindak lanjut ataupun solusi dari permasalahan tersebut guru akan diminta untuk mengaitkan dengan teori ataupun literatur yang ada sehingga pengetahuan guru juga akan meningkat,” ujar Dosen FKIP UMS itu.
Hal ini, menurutnya, juga akan membantu guru untuk menyegarkan pengetahuan akademiknya dan mengaitkan antara teori dan praktiknya.
Mauly menyampaikan pelatihan ini dilaksanakan dalam tiga tahap. “Tahap pertama adalah persiapan untuk workshop, ke dua pelaksanaan workshop dan tahap ke tiga adalah praktik reflektif di sekolah dengan mekanisme guru mempresentasikan apa yang mereka pelajari tentang materi yang diberikan dalam lokakarya,” ungkapnya.
Peserta dalam pengabdian ini berjumlah 23 orang guru dari berbagai SMP Muhammadiyah di Sukoharjo.
Dia menambahkan luaran dalam pengabdian tersebut adalah artikel publikasi pada jurnal pengabdian masyarakat dan buku panduan untuk pengajaran reflektif bagi guru.
Lebih lanjut, dia mengungkapkan, para peserta melaporkan baik dari hasil praktik mereka, maupun solusi yang telah dilakukan atas permasalahan yang dihadapi. Dari kumpulan contoh praktik refleksi yang dilakukan, serta tugas praktik yang dilaporkan, diharapkan akan membuat guru terbiasa untuk kritis terhadap praktik pembelajarannya. Dengan demikian ke depan, mereka akan lebih mandiri untuk menentukan pengembangan diri yang harus mereka lakukan. (Fika/Humas)