KUALALUMPUR, Suara Muhammadiyah – Tim Pengabdian Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) menjalin kemitraan dengan Sekolah Indonesia di Kuala Lumpur (SIKL), Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah Malaysia, Universitas Muhammadiyah Ponorogo (UMPo), dan Sekolah Bimbingan PPWNI Klang untuk melakukan Pengabdian kepada Masyarakat Kemitraan Internasional (PKM-KI).
Pengabdian yang berlangsung lebih dari 20 hari sejak Januari sampai Februari 2023 tersebut, bukan hanya diikuti UMS saja melainkan seluruh Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah (PTMA) se-Indonesia. PKM-KI yang tujuannya untuk membina putra putri tenaga kerja Indonesia (TKI) dilaksanakan di berbagai Sanggar Bimbingan (SB) dibawah naungan SIKL yang tersebar di Malaysia.
Ketua Tim PKM-KI, Christina Kartika Sari, itu memusatkan pengabdian mereka di salah satu SB, yakni SB PPWNI Klang. Tim pengabdian ini terdiri dari 3 dosen UMS yaitu Christina Kartika Sari, Muhamad Toyib, dan Budi Murtiyasa, 4 mahasiswa UMS yaitu Danik Martha Khairunnisa, Afifah Hilmia Nugroho, Farah Lafas Syahdana, dan Nabila Faradita. Tim ini berkolaborasi dengan Uki Suhendar dan Risma Adminanti satu dosen serta satu mahasiswa dari UM Ponorogo, Riko Sudirman yang merupakan pengurus SB PPWNI Klang, dan Pengurus PCIM Malaysia.
Menurut Sari, berdasarkan hasil observasi di lokasi (PPWNI) Klang bertempat di Sri Angkasa Apartemen Blok K, Jalan Batu Unjur 10, Taman Bayu Perdana 41200 Klang, Selangor, Malaysia menunjukkan bahwa jumlah siswa yang berada di PPWNI KLANG sebanyak 207 siswa yang dimana sebagian besar siswa tidak bisa bersekolah di Sekolah milik Pemerintah Malaysia sehingga keberlangsungan kegiatan pembelajaran memiliki akses terbatas.
Kelas di PPWNI KLANG sebanyak 9 kelas yang terdiri dari kelas 1-6 SD dan 7-9 SMP, dan pembelajarannya dibagi menjadi 2 sesi. Jumlah guru di PPWNI KLANG sebanyak sangat terbatas yang dimana setiap harinya mengajar seluruh kelas tersebut.
Kegiatan belajar mengajar di PPWNI KLANG menggunakan kurikulum SDT (Sekolah Dasar Terbuka) dan SMPT (Sekolah Menengah Pertama Terbuka) dan untuk aktivitas selain pembelajaran terbatas, dikhawatirkan warga terganggu oleh suara berisik dari para siswa dan ditakutkan warga akan melaporkan kepolisian setempat; 5) Sumber belajar yang terdapat di PPWNI Klang masing sangat terbatas.
“Oleh karena itu, melalui program PKM-KI ini, diharapkan mampu memberikan saran, inovasi, teknologi baru kepada guru dan siswa di SB PPWNI Klang Selangor. Kegiatan ini merupakan kerja sama antara perguruan tinggi Muhammadiyah di Indonesia dengan PCIM Malaysia. Dalam kegiatan ini, Mahasiswa calon guru profesional yang telah memiliki bekal kompetensi skill pengetahuan dan pemanfaatan Origami dalam pembelajaran matematika yang baik diberikan kesempatan untuk berbagi pengalaman dengan guru dan siswa di SB PPWNI Klang.
Sehingga pengalaman yang dibagikan dapat dipraktikkan oleh guru dan siswa di SB PPWNI Klang dan diharapkan dapat meningkatkan kompetensi guru dan memupuk kerampilan Abad 21 siswa,” paparnya, Jumat (23/6).
Menurutnya, keterampilan Abad 21 terdiri dari keterampilan berpikir kreatif (creative thinking), berpikir kritis dan pemecahan masalah (criticial thinking and problem solving), berkomunikasi (communication), dan berkolaborasi (collaboration) yang dikenal dengan 4C.
“Melalui kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat Kerjasama Internaisonal yang dilaksanakan selama bulan Februari 2023, tim berupaya meningkatkan ketrampilan Abad 21 pada peserta didik dengan mengintegrasikan origami dalam aktivitas pembelajaran. Penggunaan media origami ini terdapat dua proyek yaitu proyek origami soma cube dan proyek pohon Pythagoras,” jelasnya.
Putra-putri bangsa yang ada di SB, lanjutnya, yang berada di sepenanjung Malaysia masih membutuhkan pengabdian dari pemuda-pemudi Indonesia. Keberlanjutan pengabdian untuk mereka masih sangat dibutuhkan. PKM-KI ataupun program lain seperti KKN Kolaborasi Internasional oleh PTMA dapat diterjunkan kembali, semoga akan bertambah program serupa dan terus berkelanjutan.
Kepala SB PPWNI Klang, Riko Sudirman menyampaikan satu bulan yang berkesan, satu bulan yang berharga, dan satu bulan yang tak terlupakan. Program PKM-KI telah terlaksana secara penuh. Melalui kegiatan PKM-KI, peserta didik mengalami perubahan dari yang awalnya susah diatur menjadi lebih disiplin dan termotivasi untuk belajar.
Selain itu, tambahnya, kegiatan belajar yang semula monoton menjadi penuh dengan aktivitas kolaborasi dan kerjasama antar siswa sehingga terjalin komunikasi yang baik dalam menyelesaikan proyek yang diberikan. Berpikir kreatif, berpikir kritis, dan pemecahan masalah dilatih saat siswa menyelesaikan lembar kerja dari proyek mereka.
“Pembelajaran yang aktif dan berbeda dari sebelumnya, semoga ini bisa kami implementasikan dan kami sebarluaskan ke Sanggar Belajar lain di bawah naungan SIKL,” papar Riko Sudirman. (Fika)