SURAKARTA, Suara Muhammadiyah – Dalam menyambut mahasantri baru 2023, Pesantren Mahasiswa (Pesma) Internasional KH. Mas Mansur Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) mengadakan Pertemuan Wali Santri , Minggu,(27/8) di Masjid KH. Mas Mansur UMS.
Rektor UMS, Prof., Sofyan Anif, M.Si., bersyukur karena kegiatan ini dapat menjadi momentum silaturahmi dalam rangka penyatuan visi, antara UMS/ Pesma KH. Mas Mansur UMS dan harapan bapak/ibu wali mahasantri.
“Saya menyambut baik dan apresiasi Direktur Pesma, semangatnya Insya Allah melebihi bapak-bapak. Perkembangan Pondok Mas Mansur semakin berkembang pesat,” ujar Rektor UMS itu.
UMS punya tagline, yang tertulis di gapura pintu masuk kampus 1 yaitu ‘Wacana Keilmuan dan Keislaman’. Dalam kampus bahasa Indonesia wacana adalah impian yang harus diwujudkan.
“Salah satu visinya, Pengembangan IPTEKs Islami, sekaligus memberi arah perubahan. Visi ini sudah diturunkan ke visi Pesma KH Mas Mansur UMS,” jelasnya.
Menurutnya, kekuatan mahasiswa UMS terletak pada IPTEKS sesuai prodi, dan kekuatan spiritual. Pondok pesma ini lebih khusus lagi, dari sekian ribu, seleksinya cukup ketat. Mahasantri yang di Pesma ini menjadi kader inti, yang nantinya akan menjadi kader utama diharapkan Persyarikatan, Umat dan Bangsa. Baik dari aspek bahasa, maupun aspek keagamaan. Tentu ilmu keagamaan bertambah.
“Selain Pesma UMS, juga terdapat Pondok Shobron dan Ma’had Abu Bakar dalam melakukan perkaderan. Strategi yang menjadi persoalan pesantren saat ini yaitu kurangnya ustadz dan ustadzah. Maka kami mencoba menjalin jaringan dengan kader yang sedang kuliah di Timur Tengah untuk membantu persoalan tersebut” ungkapnya.
Setelah dipertemukan di ruang ini, lanjutnya, di satu sisi bu Direktur punya perencanaan pengembangan pembelajaran anak-anak persma, bapak ibu setelah ini aktif menanyakan kepada putra/putri, persoalan apa yang dihadapi.
Dalam kesempatan itu, Direktur Pesma UMS, Muamaroh, Ph.D., mengucapkan selamat datang kepada mahasantri baru Pesma KH. Mas Mansur.
“Hari ini resmi jadi mahasantri KH. Mas Mansyur, semoga Allah memudahkan, terima kasih atas kepercayaannya. Kita sepakat, mengkuliahkan tidak hanya lulus menjadi sarjana, tetapi pemahaman agama juga. Selain itu yang paling utama adalah bahagia di dunia dan akhirat,” ungkap Direktur Pesma UMS itu.
Direktur Pesma juga menyampaikan Panca Jiwa Pesma, yaitu: (1) Keikhlasan (Sincerity); (2) Kejujuran (Honesty); (3) Kerja keras (Hard Work); (4) Tanggung jawab (Responsibility); dan (5) Persaudaraan (Brotherhood).
“Dalam melakukan pembayaran Pesma, dapat dilakukan secara offline dan online,” tambahnya.
Wakil Wali Mahasantri, Slamet Wiyono,S.Pd., M.Si., menyerahkan dengan ikhlas putra putrinya sebagai mahasantri Pesma KH Mas Mansur, mudah-mudahan diterima dan dibimbing dengan baik.
“Pada hari ini, saya menyerahkan kembali anak saya yang kedua kalinya, setelah anak saya yang pertama masuk tahun 2021 lalu. Alhamdulillah putri saya, yang awalnya takut-takuti sekarang sudah menjadi pemberani dan semakin berprestasi,” paparnya.
Dia berpesan untuk mahasiswa, harus aktif di berbagai kegiatan maupun aktif dalam bidang akademik dan mencetak prestasi.
“Harus berani bersusah payah dalam belajar, apabila tidak maka akan menanggung kebodohan sepanjang hayat,” tegasnya. (Fika)