Pembiasaan Siswa SD Muda Babat, Wujudkan Siswa Berkarakter
LAMONGAN Suara Muhammadiyah – Pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan fundamental secara intelektual dan emosional dalam berinteraksi dengan alam dan manusia. Sedangkan karakter merupakan kepribadian, kumpulan nilai yang melandasi cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas individu yang terbentuk karena pembiasaan.
Jadi pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai – nilai karakter kepada anak agar didalam diri anak tumbuh karakter yang baik seperti mempunyai sikap yang baik, berbudi pekerti, memiliki prilaku yang baik dan mampu bersosialisasi dengan baik.
Penanaman karakter tidak bisa dilakukan secara instant, oleh sebab itu di SD Muda Babat sebelum masuk jam pelajaran ada Pembiasaan Sholat Dhuha dan Muroja’ah selama 1 jam pelajaran ini dilakukan setiap hari. Bahkan, pada waktu Ujian pun tetap ada jam khusus sebelum mengerjakan ujian wajib pembiasaan sholat dhuha.
Selain pembiasaan sholat dhuha dan muroja’ah, sebelum jamaah dhuhur anak-anak dibagi per kelompok untuk hafalan juz 30 dan akan disetorkan setiap hari Sabtu dipembimbing masing-masing. Harapannya dengan target mulai anak kelas 1-3 sudah hafal juz 30, ini juga tergantung dengan kemampuan anak masing-masing dalam menghafal.
Ainul Yaqin, S.Pdi selaku Guru Al-Islam dan penanggung jawab kegiatan pembiasaan ini menuturkan, anak-anak setiap pukul 07.00 WIB sudah mendengar bel untuk mengambil air wudhu dan sholat dhuha.
Lanjutnya, pada awalnya anak-anak belum terbiasa tapi lama kelamaan sudah biasa dan menjadi kebiasaan. Apapun yang sedang dilakukan ketika mendengar bel akan langsung bergegas menuju tempat wudhu.
“Pembiasaan ini diharapkan tidak hanya dilakukan di sekolah tetapi menjadi kebiasaan anak-anak dirumah,” pungkasnya.
Ketua Komite SD Muda Babat Drs. WArdani, M.Ag mengapresiasi kegiatan pembiasaan ini, karena sebagai wahana belajar dalam praktek sholat.
“Pembiasaan yang baik ini diharapkan menjadi karakter pada setiap siswa SD Muda Babat. Semoga pembiasaan ini bisa istiqomah dan barokah,” pungkasnya. (Ainur Rofik/FRS)