SURAKARTA, Suara Muhammadiyah – Muhammadiyah sebagai organisasi Islam memiliki visi mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Menurut Sudibyo Markus sebagai salah seorang cendekiawan Muhammadiyah, masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
Hal ini berarti secara personal memiliki karakteristik bertuhan, beribadah dan tunduk hanya kepada Allah SWT serta menjunjung tinggi hukum Allah SWT secara komunal, merupakan masyarakat yang mempunyai karakteristik hidup dalam kesejajteraan, baik atas jaminan negara atau dari pengolahan ketersediaan alam, demokratis, kondusif dan menjadikan hukum Allah sebagai landasan dan pijakan dalam ber-muamalah.
Usaha untuk mengejewantahkan visi Muhammadiyah tersebut, telah berlangsung hingga saat ini dengan wujud implementasi berbeda namun dengan tujuan yang sama, salah satu wujud implementasi visi Muhammadiyah ialah turut memajukan pendidikan tinggi di Indonesia.
Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), merupakan salah satu wujud implementasi visi Muhammadiyah dari bidang pendidikan. UMS sebagai lembaga pendidikan tinggi berfungsi sebagai pencetak sarjana, cendekiawan dan ilmuan, yang bertugas untuk mencerdaskan dan memecahkan berbagai masalah di masyarakat.
Oleh karena itu, Kuntowijoyo sebagai salah seorang cendekiawan muslim mengutarakan ketidaksepakatannya terhadap ilmuwan dan cendekiawan yang hanya berdiam diri dan melihat realitas sosial masyarakat hanya dengan teori tanpa aksi, baginya ilmu pengetahuan berhulu akhir kepada aksi transformatif di masyarakat, sehingga visi mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya dapat terealisasikan.
UMS sebagai lembaga milik Muhammadiyah dalam bidang pendidikan, tentu memiliki gagasan dan ide yang sejalan dengan organisasi Muhammadiyah, salah satu gagasan atau ide tersebut ialah Internasionalisasi gerakan Muhammadiyah. Pada dasarnya gerakan internasionalisasi gerakan tersebut telah digagas pada di Muktamar Jakarta pada tahun 2000, yang juga telah diwujudkan dengan pendirian Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) di berbagai negara.
Internasionalisasi gerakat tersebut tidak hanya bertujuan agar masyarakat dunia mengenal eksistensi Muhammadiyah, tapi Muhammadiyah akan berada di mana-mana menjadi bagian syiar Islam secara keseluruhan. Oleh karena itu Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta (FAI-UMS) sebagai fakultas pencetak kader dakwah berusaha ikut serta dalam usaha mewujudkan gagasan Internasionalisasi gerakan Muhammadiyah tersebut.
Dalam usaha mewujudkan gagasan Internasionalisasi gerakan Muhammadiyah, pada tanggal 8 Januari 2023, FAI-UMS yang telah bekerjasama dengan Lembaga Pengabdian Masyarakat dan Pengembangan Persyarikatan (LPMPP-UMS) melalui Program Kreativitas Mahasiswa-Kemitraan Internasional (PKM- KI), akan memberangkatkan empat kader yang terdiri dari tiga mahasiswa dan satu dosen pembimbing dalam program pengabdian masyarakat, yang akan bertempat di wilayah Krabi, Thailand.
Empat kader tersebut antara lain: Nur Rizki Febriandika,S.Sy., MBA., M.SEI selaku pembimbing dan dosen di jurusan hukum ekonomi syari’ah dan Wildan Hamdani mahasiswa prodi Ilmu Qur’an dan tafsir, Alif Rio Harsenda mahasiswa prodi hukum ekonomi syari’ah dan Sausan Liski Aulia selaku mahasiswa prodi hukum ekonomi syari’ah. Diantara ketiga kader mahasiswa tersebut, dua diantaranya adalah kader Pondok Hajjah Nuriyah Shabran yang merupakan pondok perkaderan ulama Muhammadiyah nasional.
Keempat kader tersebut nantinya akan ditugaskan untuk melakukan 2 hal yakni, (1) mengenalkan bahasa dan budaya Indonesia, (2) mengenalkan ide, pemikiran dan gagasan Muhammadiyah. Dengan dua tugas pengabdian di atas, maka tiga kader tersebut telah dipersiapkan untuk membuat kurikulum pengajaran dan meningkatkan kompetensi dalam hal bahasa dan pengetahuan Islam dan Kemuhammadiyahan guna mempersiapkan diri dalam proses pengabdian masyarakat.
Dua tugas pengabdian tersebut bertujuan menarik minat masyarakat dan generasi muda Thailand terhadap Muhammadiyah sebagai organisasi Islam, sehingga dengan kemampuan bahasa Indonesia yang telah diasah diharapkan generasi muda Thailand berminat dan berkeinginan untuk melanjutkan studi pendidikan tingginya di pendidikan tinggi Muhammadiyah Indonesia, sehingga syiar dakwah Muhammadiyah dapat terus berkembang dan berpengaruh positif terhadap komunitas masyarakat Islam maupun non-Islam secara global. (Wildan Hamdani)